Balikpapan Gaspol Kembangkan Wisata Demi Dongkrak PAD

BALIKPAPAN — Sektor pariwisata semakin menjadi tumpuan Pemerintah Kota Balikpapan di tengah tuntutan efisiensi anggaran dan dorongan kemandirian fiskal daerah. Pengembangan wisata dinilai sebagai strategi penting untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperkuat fondasi ekonomi lokal yang lebih berkelanjutan. Hal itu disampaikan Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, dalam agenda penyampaian pandangan sektor pariwisata di Gedung DPRD Balikpapan, Jumat (28/11/2025).

Fauzi menegaskan bahwa pemerintah kota telah menunjukkan keseriusan dalam menghadirkan destinasi wisata baru sebagai sumber PAD alternatif di tengah keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat. Ia menilai kreatifitas daerah diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut.
“Komitmen pemerintah kota dalam hal ini wali kota sangat serius menghadirkan wisata-wisata baru. Karena daerah dituntut kreatif sebagai solusi PAD untuk mendukung pembangunan,” ujarnya.

Menurut Fauzi, inovasi menjadi indikator penting dalam penilaian kinerja pembangunan daerah. Karena itu, pemerintah telah memperkuat arah kebijakan pengembangan wisata melalui evaluasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Riparda) yang menjadi dasar penyusunan prioritas jangka panjang.
“Inovasi dari Pemkot terlihat dari langkah mereview Riparda. Sepuluh tahun ke depan kita sudah tahu fokusnya apa, unggulan pariwisatanya apa,” katanya.

Ia menegaskan bahwa kekayaan sumber daya alam Balikpapan harus dikelola dengan prinsip keberlanjutan, bukan eksploitasi. Dengan kawasan unggulan seperti hutan lindung Sungai Wain, wisata mangrove, pantai, dan kawasan pesisir, Balikpapan dinilai memiliki daya saing yang kuat untuk mengembangkan konsep pariwisata hijau. Salah satu contoh yang dinilainya telah membuktikan keberhasilan strategi tersebut adalah destinasi wisata Pantai Manggar. “Pariwisata Pantai Manggar pendapatannya sudah mencapai sekitar 80 persen dan optimis akhir tahun bisa tembus Rp7–8 miliar,” jelasnya.

Dengan optimisme tersebut, DPRD berharap Balikpapan mampu meraih prestasi dalam ajang penilaian pariwisata skala nasional. “Optimis tetap harus ada. Mudah-mudahan hasilnya seperti yang kita harapkan. Target minimal tiga besar, tapi kalau bisa nomor satu tentu lebih baik,” tutupnya.

Sekretaris Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman, menyampaikan bahwa pengembangan sektor pariwisata harus menjadi prioritas pemerintah karena potensinya untuk meningkatkan PAD. Ia menilai Balikpapan memiliki berbagai aset wisata yang belum tergarap maksimal dan berpotensi besar jika dikelola secara terencana dan berkelanjutan. Hal itu ia sampaikan pada hari yang sama, Jumat (28/11/2025), di Gedung DPRD Balikpapan.

Menurut Taufik, masyarakat Balikpapan membutuhkan lebih banyak pilihan destinasi karena karakter warga yang mudah bosan dengan objek wisata yang monoton.
“Warga sini itu pembosan. Hari ini datang, dua kali datang sudah bosan. Maka kita harus perbanyak destinasi baru,” ujarnya.

Ia juga mendorong pemerintah untuk belajar dari daerah yang telah berhasil membangun sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi, mulai dari Bali hingga Jogja dan Malang. Salah satu lokasi yang disebutnya memiliki prospek unggul adalah kawasan wisata hutan mangrove, baik di Margo Mulyo maupun Graha Indah, yang dinilai bisa menjadi ikon wisata kota. Selain itu, kawasan Kota Tua Balikpapan Barat juga disebut memiliki potensi besar dengan aset sejarah yang bernilai tinggi.
“Di kota tua itu ada makam Jepang, peninggalan Belanda, tugu, rumah Dahor, meriam. Itu aset sejarah. Tinggal bagaimana pemerintah fokus mengembangkan melalui Dispar dan UMKM,” katanya.

Taufik menegaskan pentingnya peran Dinas Pariwisata (Dispar) dan UMKM dalam mendorong sektor wisata dan usaha turunan seperti retribusi serta pajak hotel dan restoran. Ia menilai peningkatan jumlah destinasi akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan penerimaan daerah.

Lebih jauh, ia menilai Balikpapan memiliki keuntungan strategis sebagai gerbang masuk Ibu Kota Nusantara (IKN) dan harus memanfaatkan momentum tersebut melalui penataan kawasan wisata secara serius.
“Balikpapan punya kesempatan besar. Tinggal keberanian program dan dukungan anggaran dari kepala daerah. Mulai kecil dulu, tapi serius. Kalau berjalan, PAD akan ikut naik,” tutupnya. []

Penulis: Desy Alfy Fauzia | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com