BERAU – Pulau Derawan kembali menjadi sorotan publik, bukan hanya karena pesonanya sebagai destinasi wisata unggulan Kabupaten Berau, tetapi juga lantaran keseimbangan ekologinya semakin rentan. Di tengah meningkatnya jumlah wisatawan, kekhawatiran terhadap kelestarian penyu satwa ikonik yang selama ini menjadi simbol ekosistem laut tropis kian mengemuka.
Aktivitas pariwisata yang bertumbuh pesat membawa dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat. Namun, tanpa pengelolaan yang terarah, kondisi tersebut berpotensi menekan populasi penyu yang menjadikan Derawan sebagai salah satu habitat penting di Indonesia. Hal inilah yang menjadi perhatian serius Wakil Ketua Komisi III DPRD Berau, Ahmad Rifai.
Menurut Rifai, minimnya regulasi tegas dan lemahnya pengawasan lapangan menyebabkan aktivitas wisata berkembang tanpa mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Ia menegaskan bahwa sektor pariwisata semestinya tidak hanya mengejar angka kunjungan, tetapi juga memastikan keberlanjutan sumber daya alam yang menjadi daya tarik utamanya.
“Penyu adalah ikon Derawan, daya tarik wisatawan, sekaligus bagian penting dari rantai ekosistem laut. Kalau kita tidak jaga dari sekarang, kita akan kehilangan aset yang sangat berharga,” ujarnya, Sabtu (29/11/2025).
Karena itu, penerapan zonasi wisata dinilai bukan lagi sekadar rekomendasi, melainkan kebutuhan mendesak. Penataan akses, pembatasan aktivitas wisata tertentu, dan peningkatan pemantauan di kawasan pesisir harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari manajemen sampah hingga perlindungan area peneluran penyu, semua aspek perlu dikuatkan.
Tak hanya itu, Rifai menekankan pentingnya edukasi kepada wisatawan maupun generasi muda. Langkah tersebut bertujuan menumbuhkan kesadaran bahwa pelestarian penyu memiliki nilai ekologis sekaligus ekonomi jangka panjang. “Edukasi adalah kunci. Masyarakat harus tahu bahwa menjaga penyu bukan hanya soal lingkungan, tapi juga masa depan ekonomi daerah melalui pariwisata yang berkelanjutan,” tandasnya.
Derawan kini berada di persimpangan: menyeimbangkan antara geliat wisata dan upaya mempertahankan kelestarian alam. Tanpa strategi pengelolaan yang serius, pesona yang selama ini dibanggakan justru terancam hilang oleh aktivitas yang semestinya menjadi sumber kemakmurannya. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan