BANJARMASIN – Kondisi keamanan fasilitas publik di Kota Banjarmasin kembali menjadi perhatian setelah Jembatan RK Ilir dibiarkan gelap dalam beberapa hari terakhir. Penerangan Jalan Umum (PJU) di kawasan tersebut tidak berfungsi, bukan karena gangguan teknis, melainkan akibat aksi pencurian kabel jaringan yang kembali terulang.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran luas dari masyarakat. Pasalnya, jalur yang biasanya terang dan ramai kini berubah menjadi kawasan yang minim visibilitas, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan maupun aksi kriminal lainnya. Beberapa warga mengaku enggan melintasi area tersebut karena kondisi yang nyaris tanpa cahaya.
Kepala UPTD PJU Dinas Perhubungan Banjarmasin, Hendra Alfajeriani, menjelaskan dugaan waktu pencurian. “Aksi pencurian itu diduga terjadi dini hari tanggal 25 November, sekitar pukul 02.00,” katanya, Minggu (30/11/2025).
Ia memaparkan bahwa kondisi gelapnya kawasan baru diketahui ketika tim melakukan patroli rutin keesokan harinya. “Pas malam tanggal 26, petugas PJU patroli, monitoring, nah kawasan situ gelap. Setelah dicek ke panel, posisinya di-off-kan dan kabel jaringan setelah dilihat itu sudah hilang, dipotong,” ujarnya.
Temuan di lapangan menunjukkan pelaku bekerja dengan teknik yang rapi dan cepat. Kabel sepanjang 40 meter raib dengan potongan bersih yang diperkirakan menggunakan alat seperti gergaji besi atau gerinda baterai. Bahkan kabel yang tertanam di bawah tanah mampu ditarik hingga ke permukaan. Estimasi kerugian mencapai Rp2,5 juta.
“Kebetulan di jembatan RK Ilir ini sudah berapa kali kasus ini kejadian. Nah emang pelaku ini agak licin,” ujar Hendra.
Yang lebih memprihatinkan, pelaku disebut-sebut sempat mematikan CCTV sebelum beraksi, sehingga tidak ada rekaman yang bisa digunakan sebagai bukti. Pola ini memperkuat dugaan bahwa pelaku sudah memahami lokasi, celah keamanan, serta mengetahui waktu-waktu rawan.
Sebagai langkah penanganan cepat, UPTD PJU melakukan perbaikan jaringan. Namun untuk sementara, pemasangan dilakukan melalui kabel udara karena area bawah jembatan dinilai belum aman. “Kami menggunakan kabel udara sementara waktu mengingat keamanan area di bawah belum mendukung,” kata Hendra.
Insiden ini kembali menegaskan perlunya pengawasan lebih ketat pada fasilitas publik yang rentan, terutama di kawasan yang berulang kali menjadi target pencurian. Pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat sistem keamanan sehingga kejadian serupa tidak terus terulang dan membahayakan masyarakat. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan