TANAH LAUT – Kesabaran warga Desa Bukitmulya, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan, akhirnya benar-benar habis. Selasa (02/12/2025) pagi, puluhan warga turun ke jalan dan menutup total akses hauling tambang batu bara milik perusahaan multinasional yang beroperasi di wilayah mereka. Aksi spontan ini dipicu oleh kembalinya tanggul sungai buatan milik perusahaan yang longsor dan jebol, mengakibatkan air meluap dan membanjiri kebun karet warga.
Motor dan mobil warga berjejer menutup jalur hauling yang biasa dilalui armada pengangkut “emas hitam”. Aktivitas tambang pun otomatis lumpuh. Bagi warga, aksi ini adalah bentuk protes karena perusahaan dianggap tak kunjung menunjukkan tanggung jawab sosial maupun ekonomi atas kerugian mereka.
“Kalau tak keliru, sudah tiga kali pertemuan. Terakhir malam tadi. Menurut warga belum ada realisasi atau belum ada respons dari perusahaan sehingga akhirnya hari ini berdemo dengan menutup jalan hauling,” ungkap Kepala Desa Bukitmulya, Triyatno Atmojo (Trimo).
Warga mendesak kompensasi atas kebun karet yang terendam. Sebab sebagian besar warga terdampak adalah penyadap karet yang sepenuhnya menggantungkan hidup pada hasil keringat harian di kebun.
Kebun karet yang terendam berada di kawasan RT 15. Sekitar 35 warga terdampak langsung, sebagian tak bisa menyadap karena air masih tinggi, sebagian lainnya terisolasi karena jalan menuju kebun tenggelam.
“Karena itu kami dari pihak pemerintah desa berharap perusahaan segera merespons, karena memang warga kami tersebut saat ini kembali terdampak akibat kembali longsornya tanggul sungai di lokasi tambang,” tandas Trimo.
Sebelumnya, pada Agustus lalu, tanggul yang sama juga jebol dan viral setelah pelajar harus naik rakit menuju sekolah. Warga waktu itu juga menutup jalan hauling hingga perusahaan memberi kompensasi.
Hingga berita diterbitkan, pihak perusahaan belum memberikan keterangan resmi, dan humas perusahaan masih mengomunikasikan permasalahan ke Site Kintap. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan