Tanggul Longsor Picu Banjir, PT Tambang Setuju Bayar Ganti Rugi

TANAH LAUT – Ketegangan yang sempat memanas akibat pemblokadean jalan tambang batu bara (hauling) oleh warga Desa Bukitmulya, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), akhirnya berakhir damai. Setelah hampir seharian memblokade jalur tambang, puluhan warga sepakat membuka kembali akses hauling setelah pihak perusahaan merespons tuntutan mereka terkait kompensasi kerugian akibat kebun karet terendam banjir.

Aksi blokade ini merupakan puncak kemarahan warga yang sejak sekitar tiga pekan terakhir menghadapi kerugian besar. Kebun karet mereka, yang berada di lingkungan RT 15, terendam cukup dalam setelah tanggul sungai buatan milik perusahaan tambang longsor. Air sungai meluap deras ke area permukiman dan kebun, bahkan turut menutup akses jalan menuju Dusun 5.

Ketinggian air di kebun bervariasi, namun rata-rata mencapai 1,5 hingga dua meter, setinggi dada orang dewasa. Kondisi tersebut membuat para petani tidak bisa menyadap karet, sehingga penghasilan harian mereka terhenti total selama tiga pekan.

Pada Rabu (03/12/2025), sekitar pukul 17.00 Wita, warga Bukitmulya akhirnya membubarkan diri dan meninggalkan lokasi aksi setelah perusahaan PT AI Site Kintap menyatakan kesediaannya memenuhi tuntutan kompensasi. Aksi tersebut sebelumnya berlangsung sejak pagi, ketika warga datang berbondong-bondong ke lokasi hauling lalu memarkir kendaraan roda dua dan roda empat melintang di badan jalan. Mereka bahkan memasang terpal sebagai tanda siap bermalam jika tuntutan tak juga mendapat respons.

“Ya benar, blokade jalan tambang yang dilakukan warga kami sudah berakhir kemarin sore,” ujar Kepala Desa Bukitmulya, Triyatno Atmojo (Trimo), ketika dikonfirmasi.

Menurut Trimo, kesepakatan berhasil dicapai antara warga terdampak dengan pihak perusahaan. PT AI Site Kintap bersedia memberikan kompensasi berupa uang sebagai pengganti kerugian atas tiga pekan warga tidak dapat menyadap karet.

Selain kompensasi uang, perusahaan juga berjanji segera melakukan perbaikan dan penanganan cepat terhadap tanggul sungai yang longsor agar kebun karet warga kembali bisa digunakan tanpa ancaman banjir.

Trimo menegaskan, bila banjir belum dapat teratasi hingga memasuki pekan keempat dan seterusnya, akan ada perhitungan kompensasi lanjutan. Langkah ini dianggap adil, mengingat penghasilan warga sangat bergantung pada hasil karet.

Kondisi ini menjadi peringatan serius bahwa keseimbangan lingkungan dan operasional industri harus berjalan berdampingan. Aksi warga menunjukkan bahwa suara masyarakat akar rumput tidak bisa diabaikan, terutama terkait sumber ekonomi utama mereka. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com