BERAU — Seruan penyelamatan lingkungan menggema dari wilayah pesisir Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mengajak masyarakat pesisir berdiri di garis terdepan menjaga kelestarian ekosistem mangrove, yang kini menjadi harapan besar bukan hanya bagi keberlanjutan lingkungan, tetapi juga ekonomi masa depan masyarakat lokal.
Dalam keterangannya di Berau, Selasa (02/12/2025), Sri Juniarsih menegaskan bahwa keberadaan mangrove adalah pertahanan paling vital dalam menghadapi ancaman krisis iklim. Mangrove diketahui mampu meredam ombak besar, mengurangi abrasi, menyerap karbon dalam jumlah besar, sekaligus menjadi habitat penting bagi ikan, kepiting, dan udang yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir.
“Mari kita jaga laut dan mangrove, karena ekosistem ini menjadi sumber penghidupan masyarakat. Kekayaan alam ini harus dirawat dan dilestarikan,” ujar Sri Juniarsih.
Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa mangrove bukan hanya penopang ekologis, tetapi juga bernilai ekonomi nyata. Salah satunya melalui skema dana karbon, seperti yang telah dirasakan Kampung Buyung-Buyung yang tahun ini menerima Rp349 juta dari penyerapan karbon mangrovenya.
Dengan luas mencapai 80 ribu hektare, Berau menjadi daerah dengan kawasan mangrove terluas di Kalimantan Timur yang total keseluruhannya mencapai 240 ribu hektare. Indonesia sendiri memiliki 3,1 juta hektare mangrove, atau 22,6 persen dari total mangrove dunia modal besar yang jika dikelola tepat, dapat mengubah masa depan ekonomi biru Indonesia.
Adapun sebaran kawasan mangrove di Berau mencakup beberapa kampung, antara lain: Pegat Batumbuk (700 ha), Tanjung Batu (18 ha), Buyung-Buyung (28 ha), Tabalar Muara (97 ha), Gurimbang (26 ha), Pilanjau (100 ha), dan Pantai Harapan (23 ha).
Sehari sebelumnya, saat menghadiri HUT ke-74 Kampung Buyung-Buyung, Sri Juniarsih kembali menekankan potensi ekonomi yang luar biasa dari pengelolaan mangrove. Ia melihat bahwa wilayah tersebut dapat berkembang menjadi pusat ekonomi baru berbasis pertanian, perikanan, dan pariwisata alam.
“Penting bagi kepala kampung untuk terus meningkatkan kualitas SDM agar produktivitas pertanian semakin meningkat. Hasil laut yang melimpah juga menjadi peluang besar, sementara pemerintah siap mendukung pemasaran produk agar bisa menembus pasar lebih luas,” ujarnya.
Seruan ini diharapkan menjadi alarm kesadaran kolektif: bahwa keberlanjutan ekonomi hanya dapat tercapai jika alam dijaga, bukan dieksploitasi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan