Pelajar Sadaniang Pertaruhkan Nyawa Demi Sekolah

MEMPAWAH – Kondisi memprihatinkan harus dijalani puluhan siswa SD dan SMP di Desa Ansiap, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Setiap pagi dan sore, mereka terpaksa mengarungi sungai untuk menuju sekolah maupun kembali ke rumah, lantaran jembatan utama yang menjadi satu-satunya jalur penghubung telah rusak parah dan tidak lagi aman dilewati.

Situasi tersebut menjadi perhatian publik setelah sebuah video yang merekam perjuangan para siswa beredar luas di media sosial. Dalam rekaman itu tampak anak-anak berseragam lengkap menyeberangi sungai dengan menggendong tas masing-masing. Sebagian bahkan terlihat mengangkat tas ke atas kepala agar tidak basah diterjang arus.

Salah seorang siswa menyampaikan pesan langsung melalui video itu. “Untuk pemerintah, presiden, gubernur, bupati dan menteri, mohon perhatiannya untuk jembatan kami yang sudah sangat memprihatinkan. Jembatan ini satu-satunya untuk dapat kami pergi ke sekolah dan kembali ke rumah masing-masing. Letaknya di Desa Ansiap, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Mohon perhatiannya, terima kasih,” ujarnya dalam kondisi seragam olahraga.

Keterangan yang tampak dalam video tersebut dibenarkan tokoh masyarakat Sadaniang, Iman Lewi Khornelis Bureni. Ia menyebut bahwa kerusakan jembatan sudah berlangsung lama dan tidak ada alternatif jalur lain bagi warga. “Itu kondisinya memang sesuai seperti yang dalam video. Jembatan penghubung utama itu sudah rusak parah. Tidak ada alternatif lain,” kata Iman, Rabu (03/12/2025).

Iman yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Mempawah itu mengaku sudah lama memperjuangkan perbaikan infrastruktur di wilayahnya, termasuk pembangunan jembatan yang kini ramai diperbincangkan. Namun, selama bertahun-tahun, usulan tersebut selalu terbentur alasan keterbatasan anggaran.

“Dulu, waktu saya masih menjabat, saya sudah minta jembatan ini dibangun. Tapi selalu alasan anggaran-anggaran. Nah, sekarang uang 15 atau 22 miliar rupiah untuk membangun pendopo bisa dianggarkan… sehingga ini memberikan sebuah gambaran bahwa sebenarnya anggaran itu ada, tapi tinggal kebijakan pemerintah daerah,” katanya.

Hal senada diungkapkan Ketua Komisi III DPRD Mempawah, Paulus Luno. Ia menegaskan bahwa kondisi jembatan memang berbahaya dan telah rusak sejak beberapa tahun lalu. “Memang betul jembatan itu rusak, sehingga pelajar harus seberangi sungai. Kondisinya sudah lama, sudah beberapa tahun,” ujarnya.

Sebagai langkah darurat, warga bersama perangkat desa, TNI, dan Polri telah bergotong royong memperbaiki jembatan seadanya agar anak-anak dapat melintas lebih aman. “Karena sungai ini bahaya, ada buayanya,” ujar Luno.

Ia menambahkan bahwa pembangunan jembatan merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten, dan pihaknya akan terus mendorong agar wilayah Sadaniang mendapat prioritas pembangunan. “Saya bilang Sadaniang lebih membutuhkan pembangunan,” tutupnya. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com