YERUSALEM – Pemerintah Israel mengumumkan rencana pembukaan kembali perlintasan perbatasan Rafah, satu-satunya pintu masuk dan keluar Jalur Gaza yang terhubung langsung dengan Mesir. Pengumuman tersebut disampaikan pada Rabu, (03/12/2025), dan memungkinkan penduduk Gaza meninggalkan wilayah kantong Palestina itu “dalam beberapa hari mendatang.”
Informasi ini dirilis oleh COGAT, badan Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina. Melalui pernyataannya, COGAT menegaskan, “Sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata… Perlintasan perbatasan Rafah akan dibuka dalam beberapa hari mendatang secara eksklusif untuk keluarnya penduduk dari Jalur Gaza ke Mesir.”
COGAT menjelaskan bahwa perlintasan Rafah akan kembali beroperasi di bawah pengawasan Misi Bantuan Perbatasan Uni Eropa, sebuah skema yang disebut “mirip dengan mekanisme yang beroperasi pada Januari 2025” ketika pintu perbatasan itu sempat dibuka selama gencatan senjata enam minggu.
Dua sumber diplomatik Eropa mengatakan kepada AFP bahwa mereka sebelumnya telah menyiapkan pembukaan Rafah untuk pejalan kaki pada 14 Oktober lalu, namun rencana tersebut tertunda.
Pembukaan kembali Rafah merupakan bagian dari rencana perdamaian yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Jalur Gaza. Langkah ini juga menjadi tuntutan jangka panjang badan-badan PBB dan kelompok kemanusiaan yang menilai pintu keluar-masuk ini penting bagi warga sipil.
Militer Israel mengambil alih sisi Palestina dari perlintasan tersebut pada Mei 2024. Saat itu, Israel mengklaim bahwa Rafah “digunakan untuk tujuan teroris” dan diduga menjadi jalur penyelundupan senjata.
Rafah terakhir kali dibuka pada masa gencatan senjata 19 Januari lalu, ketika warga Gaza diizinkan keluar dan kemudian truk bantuan juga diperbolehkan melintas.
Perlintasan ini sangat vital bagi kehidupan di Gaza sebagai jalur masuk utama bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya, terutama di wilayah yang mengalami krisis listrik berkepanjangan.
Sejak lama, Rafah juga menjadi satu-satunya pintu keluar bagi warga Palestina yang mendapat izin meninggalkan Gaza wilayah yang berada di bawah blokade Israel sejak 2007. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan