SAMARINDA — Tren kuliner lokal di Kota Samarinda terus menunjukkan dinamika yang menarik, salah satunya melalui kehadiran usaha roti mantou “Mantou Lady”, yang kini berkembang menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat perkotaan. Di tengah persaingan produk roti dan jajanan yang semakin beragam, usaha ini tetap mampu mempertahankan pangsa pasar berkat inovasi rasa dan strategi pemasaran yang menyesuaikan kebiasaan konsumen masa kini.
Pemilik “Mantou Lady”, Arum Musthika Dewi, menuturkan bahwa pemasaran produknya kini bertumpu pada tiga kanal utama, mulai dari penjualan langsung di toko, pemesanan melalui media sosial, hingga distribusi lewat layanan transportasi daring. Ketiga jalur tersebut menjadi kekuatan penopang penjualan harian, sekaligus memudahkan pelanggan untuk memperoleh produk kapan saja.
“Penjualan yang diandalkan yakni langsung di toko, melalui media sosial dan ada di platform Gojek serta Grab, untuk harga mulai dari Rp20.000 isi 5 mantou, sedangkan isinya ada daging lada hitam, ayam bistik, coklat, keju dan kacang merah,” ujar Arum saat ditemui di gerai sekaligus lokasi produksi di Jalan AM Sangaji, Sungai Pinang.
Arum mengungkapkan, perjalanannya di dunia kuliner dimulai lebih dari satu dekade lalu. Usaha awal bernama “Mantou Nyonya” yang dirintis pada 2013 menjadi fondasi sebelum ia memperluas lini produk dengan menghadirkan label “Mantou Lady” pada 2014. Dengan kemasan yang lebih premium dan modern, produk ini menyasar konsumen yang mengutamakan kerapian tampilan dan kualitas.
“Resep berasal dari belajar secara autodidak yang diberi nama mantou nyonya dari 2013 dan untuk mantau lady mulai 2014 dengan keunggulan kemasan yang premium,” jelasnya.
Dalam operasional sehari-hari, produksi “Mantou Lady” cukup intensif. Setiap harinya, sekitar 20 kilogram tepung terigu diolah menjadi berbagai varian mantou. Usaha ini juga beroperasi dengan jam buka yang panjang, yakni mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WITA, guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang kerap datang pada jam berbeda-beda.
“Sehari habiskan 20 kilogram tepung terigu dan toko buka dari jam 08.00 sampai jam 10.00 malam serta kini telah mempekerjakan 10 karyawan,” tutur Arum.
Lebih jauh, Arum berharap produk mantou yang ia kembangkan dapat menjadi bagian dari identitas kuliner Kota Samarinda. Dengan arus wisatawan yang terus meningkat, ia optimistis peluang untuk menjadikan mantou sebagai oleh-oleh khas semakin terbuka. Kemasan yang menarik, cita rasa yang konsisten, dan jaringan pemasaran yang luas diyakini mampu menjadikan produk ini semakin dikenal.
“Harapannya mantau bisa menjadi oleh-oleh khas Samarinda, karena banyak wisatawan dari luar Kaltim yang menjadikan Mantou Lady sebagai oleh-oleh ketika kembali ke daerahnya,” tutupnya. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan