Terungkap! Pesan Mendesak Istana Usai Kebakaran Maut Terra Drone

JAKARTA — Selepas kebakaran hebat yang menghanguskan Gedung Terra Drone di Jakarta Pusat, gelombang perhatian pemerintah pusat langsung mengalir deras. Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, mengungkap bagaimana pesan mendesak dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membuat penanganan tragedi ini naik ke level prioritas nasional.

“Pak Mensesneg menelepon saya, yang intinya jangan sampai terulang kembali. Saya juga berdiskusi dengan Bapak Mensesneg, yang intinya Bapak Presiden memberikan atensi yang sangat luar biasa terhadap peristiwa ini. Kita semua berduka karena ada 22 orang yang wafat,” kata Tito di gedung Terra Drone, Rabu (10/12/2025).

Kebakaran dahsyat yang menelan 22 nyawa karyawan Terra Drone, termasuk seorang wanita hamil, menjadi salah satu insiden paling mematikan di Jakarta tahun ini. Tito menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto benar-benar memberikan perhatian penuh pada tragedi yang menyisakan duka mendalam.

“Jumlah korbannya yang tidak sedikit, 22 orang, itu adalah nyawa semua. Jadi kita tidak boleh sampai terulang kembali. Jangan kita beranggapan bahwa ‘ah sudah selesai,’ nanti diam-diam setelah itu kejadian yang sama terulang. Saya yakin Bapak Presiden tidak menginginkan ini terulang kembali,” ujarnya.

Tito menjelaskan bahwa dirinya diperintahkan untuk melakukan evaluasi besar-besaran terhadap prosedur pencegahan kebakaran, mulai dari tata cara, regulasi, hingga potensi celah aturan. Langkah ini dianggap mendesak demi mencegah tragedi serupa di gedung-gedung lainnya.

“Kemudian saya diperintahkan untuk mengevaluasi prosedur, tata cara untuk pencegahan kebakaran atas gedung-gedung itu seperti apa. Dan kemudian agar tidak terulang kembali, kira-kira apa yang harus dilakukan? Ada grey area enggak dalam pengaturan masalah pencegahan kebakaran gedung misalnya,” kata dia.

Dengan kapasitasnya sebagai pembina wilayah, Tito menegaskan bahwa Kemendagri akan melakukan audit internal. Pemeriksaan akan mencakup seluruh aturan hingga penerbitan sertifikat laik fungsi.

“Kami juga melakukan audit internal dari Itjen Kemendagri tentang seluruh aturan-aturan sampai keluarnya sertifikat laik fungsi. Apakah sudah dilakukan? Yang kedua adalah apakah aturan yang mewajibkan gedung-gedung berisiko kebakaran itu dicek secara reguler oleh pemerintah, pemerintah daerah misalnya. Kalau memang tidak ada, ya bila perlu kita buat,” ujar Tito.

Tak hanya evaluasi administratif, Tito memastikan dirinya siap mendukung penuh penegakan hukum. Ia menekankan adanya kemungkinan sanksi pidana untuk pihak-pihak yang terbukti lalai.

“Kalau kesengajaan ada sendiri pasalnya, kalau kemudian karena kelalaiannya mengakibatkan terjadinya kebakaran, itu juga dapat dikenakan pidana,” katanya.

“Kami akan membantu kepolisian untuk, kalau misalnya lalai, ada enggak teknis-teknis yang dilalui, aturan yang dilanggar, aturan prosedur untuk kelayakan gedung misalnya, kami siap memberikan saksi ahli untuk itu,” sambung Tito.

Di sisi lain, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menyebut bahwa api pertama kali muncul dari lantai satu, diduga akibat baterai yang terbakar.

“Ada baterai di lantai 1, itu yang terbakar,” kata Susatyo pada Selasa (9/12).

Sementara itu, Kepala Dinas Damkar DKI Jakarta, Bayu Megantara, mengonfirmasi bahwa seluruh korban tewas adalah karyawan Terra Drone. Dari 22 korban, 15 di antaranya perempuan dan 7 laki-laki, dengan 19 orang lainnya berhasil selamat.

“Udah 22 orang yang meninggal dunia, 15 wanita, 7 orang laki-laki,” ucapnya.

Tragedi ini memunculkan kembali pertanyaan besar mengenai standar keselamatan bangunan di ibu kota, sekaligus mempertegas betapa pentingnya regulasi keselamatan yang ketat dan pengawasan yang tak longgar. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com