KOTABARU – Di Kabupaten Kotabaru, rob kembali menjadi tamu tahunan yang tak pernah diundang. Air pasang melumpuhkan ruas jalan utama, menutup akses permukiman, bahkan memaksa warga berkutat dengan genangan di dalam rumah.
Di Kampung Sasak, ketinggian air sudah masuk ke ruang-ruang keluarga. Kawasan Kotabaru Tengah yang berada tepat di bibir laut kini hampir seluruhnya berlindang air.
“Malam Senin dan malam Selasa sudah mulai berkurang, tapi banjir rob ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Jalan semua gang di Rampa tenggelam, padahal tahun dulu tidak,” ujar Hamdani, warga Desa Rampa, Selasa (09/12/2025).
Rob kali ini bukan sekadar genangan sesaat. Ribuan rumah di Pulau Laut Utara terdampak, mulai Desa Hilir Muara, Semayap, Rampa, Dirgahayu, hingga Sungai Taib. Warga yang tinggal di area paling rendah, seperti Perikanan dan Barak, terpaksa bertahan sambil dihantui ketakutan. “Kami takutkan kalau angin kencang, badai, rumah kami bisa hancur, apalagi kalau ombak besar,” ucap warga.
Rob juga menerjang pesisir Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar. Di beberapa desa, ketinggian air mencapai lutut hingga pinggang orang dewasa.
Hadriani, warga setempat, mengaku makin waswas dengan kondisi angin laut yang tak menentu. “Ketinggiannya bervariasi, dari lutut hingga setinggi pinggang orang dewasa,” ungkapnya, Selasa (10/12/2025).
Di halaman Kantor Camat Aluh-Aluh, air naik hingga lutut. Desa Simpang Warga bahkan tenggelam sampai pinggang. Total 19 desa dataran rendah kini berada dalam genangan.
Camat Aluh-Aluh, Aditya Yudi Dharma, menegaskan fenomena ini bukan akibat hujan, tetapi murni pasang laut. “Setiap akhir tahun sampai awal bulan, air laut biasanya dalam kondisi pasang. Jadi rob seperti ini memang sering terjadi. Bukan karena hujan, tetapi murni karena pasang laut,” jelasnya.
Ia memastikan genangan biasanya surut dalam 5–6 jam, namun tetap mengimbau warga meningkatkan kesiapsiagaan.
Di Banjarmasin, rob merangsek hingga ke Kompleks Makam Habib Hamid bin Abbas Al Bahasyim (Kubah Basirih), salah satu destinasi religi paling ramai di Kalsel.
Sekitar pukul 01.30 Wita, air pasang berwarna coklat keruh membasahi lantai dan masuk mendekati makam ulama kharismatik tersebut. Kondisi ini menjadi salah satu peristiwa rob terburuk pada fase pertama yang diperkirakan BPBD mencapai puncaknya dini hari tadi.
Di sisi lain, BPBD Kalsel merilis peringatan waspada banjir setelah muka air Sungai Riam Kiwa mencapai 8,60 meter, dan Sungai Riam Kanan berada di angka 6,80 meter keduanya dalam kategori Waspada.
Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Ariansyah, mengatakan status elevasi sempat berada di Siaga 1.
“Level tadi pagi sudah di Siaga 1, masuk peringatan waspada, dan sudah kami sampaikan ke kabupaten/kota serta masyarakat di bagian bawahnya,” ujarnya, Selasa (09/12/2025).
Hingga sore hari, belum ada laporan permukiman terendam, dan debit air cenderung stabil. Namun BPBD tetap meminta masyarakat siaga. “Kami meminta warga menyiapkan jalur evakuasi, titik kumpul, tas siaga, hingga surat-surat penting. Jika kondisi mengkhawatirkan, lakukan evakuasi mandiri,” tegasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan