NUNUKAN – Aksi yang menyasar hotel, penginapan, hingga tempat hiburan malam itu dipimpin langsung Kepala Satpol PP Nunukan, Mesak Adianto. Hasilnya, tim menemukan pelanggaran mencolok yang kembali menegaskan pentingnya kontrol sosial di lingkungan masyarakat.
Dalam razia tersebut, enam orang ditemukan berada di satu kamar hotel bersama individu yang bukan pasangan sah. Lebih mencengangkan lagi, salah satunya masih berstatus anak di bawah umur.
“Ini alarm buat kita semua. Pengawasan anak tidak bisa dilepas begitu saja. Keluarga adalah benteng pertama,” tegas Mesak, Selasa (09/12/2025).
Temuan tak berhenti di penginapan. Saat menyisir tempat hiburan malam, tim kembali mendapati enam pelajar SMP masih berada di ruang karaoke keluarga melewati jam operasional.
Kondisi ini menunjukkan bahwa aturan pembatasan aktivitas anak pada malam hari belum dijalankan sepenuhnya oleh masyarakat maupun pelaku usaha.
“Padahal, aturan umum menganjurkan anak berada di rumah setelah pukul 20.00 WITA, kecuali dengan alasan yang jelas dan izin orang tua,” ujar Mesak.
Meski operasi berjalan lancar, sebagian pengelola penginapan dinilai kurang kooperatif saat pemeriksaan. Tim gabungan harus bekerja ekstra untuk memastikan penertiban berlangsung sesuai prosedur.
Enam orang yang diamankan kemudian menjalani pendataan dan diarahkan mengikuti pembinaan. Mereka wajib menghubungi keluarga untuk penjemputan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan keterlibatan langsung orang tua.
“Tidak cukup hanya kami yang membina. Orang tua juga harus mengetahui secara langsung kondisi anak atau anggota keluarganya,” jelas Mesak.
Rangkaian temuan ini mempertegas perlunya penerapan yang lebih konsisten terhadap Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 tentang Ketertiban Umum. Selain penegakan oleh Satpol PP, dukungan keluarga, partisipasi masyarakat, serta kepatuhan pelaku usaha menjadi elemen penting untuk membangun lingkungan sosial yang aman.
Mesak menegaskan bahwa Satpol PP Nunukan akan terus melakukan operasi rutin maupun insidentil guna menjamin ketertiban.
“Penegakan bukan hanya soal sanksi. Ini tentang menjaga nilai, norma, dan masa depan generasi muda,” tegasnya.
Ia menutup dengan penegasan bahwa ketertiban umum hanya akan tercapai bila semua pihak terlibat.
“Pengawasan keluarga, kepatuhan pengelola usaha, dan partisipasi masyarakat menjadi kunci menciptakan lingkungan sosial yang aman dan sehat di Kabupaten Nunukan,” tutupnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan