11 Remaja Ditangkap, Petugas SPBU Luka Dikeroyok Celurit dan Parang

BANJARMASIN — Dua petugas keamanan SPBU di Jalan Lingkar Dalam Selatan, Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan, menjadi korban pengeroyokan brutal oleh sekelompok remaja bersenjata tajam, Minggu (14/12/2025) dini hari sekitar pukul 02.30 Wita.

Kedua korban, Suryadi alias Isur (48) dan M Syafi’i (32), mengalami luka akibat sabetan senjata tajam. Isur menderita luka di tangan dan punggung, sedangkan Syafi’i mengalami luka di tangan, kaki, dan perut. Saat ini Isur telah kembali beraktivitas, sementara Syafi’i masih menjalani pemulihan di rumah.

Kapolsek Banjarmasin Selatan, Kompol Christygus Lirens, melalui Kanit Reskrim AKP Joko Sulistiyo Sriyono, mengungkapkan bahwa para pelaku merupakan kelompok remaja yang awalnya hendak tawuran. “Namun karena lawan yang dicari melarikan diri, para remaja ini justru melampiaskan emosi kepada dua petugas SPBU yang sedang berjaga,” ujar Joko.

Polisi bergerak cepat dan berhasil mengamankan 11 remaja yang diduga terlibat. Mayoritas pelaku masih berstatus pelajar SMP dan SMK, sedangkan sebagian lainnya telah lulus sekolah.

Dari tangan para pelaku, petugas menyita tiga bilah senjata tajam, terdiri dari dua celurit dan satu parang, yang diketahui dibeli secara daring melalui media sosial Instagram. “Orang tua dan pihak sekolah sudah kami panggil. Ini terjadi di luar kegiatan sekolah dan menjadi perhatian bersama agar pengawasan orang tua lebih ditingkatkan,” tegas Joko.

Proses pengungkapan kasus sempat terkendala minimnya saksi, namun berkat rekaman CCTV, polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap para pelaku secara bertahap. “Total ada 11 remaja yang kami amankan, padahal jumlah mereka saat kejadian lebih dari belasan orang,” ungkap Joko.

Sebelum pengeroyokan, kelompok remaja ini mendapat tantangan tawuran dari kelompok lain. Namun karena kalah jumlah, lawan mengurungkan niatnya. Dua petugas SPBU pun menjadi sasaran pelampiasan, diserang menggunakan parang dan celurit. Beruntung, luka yang dialami tidak sampai fatal.

Meski demikian, kasus ini tidak dilanjutkan ke proses hukum. Pihak korban memilih menyelesaikan secara kekeluargaan dengan syarat para pelaku bertanggung jawab atas biaya pengobatan hingga korban sembuh.

Isur mengaku tidak mengetahui rencana tawuran dan diserang secara tiba-tiba saat berjaga. “Tiba-tiba diserang saja. Saya langsung berusaha menjauhkan diri,” kata Isur. “Itu yang membuat saya tidak melanjutkan proses hukum, cukup minta biaya pengobatan saja,” pungkasnya.

Polisi kembali mengimbau orang tua meningkatkan pengawasan anak-anak, khususnya pada jam-jam rawan dini hari, agar kejadian serupa tidak terulang. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com