PALANGKA RAYA – Menjelang lonjakan kebutuhan pangan di momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Perum Bulog Kantor Wilayah Kalimantan Tengah memastikan satu hal: stok aman, harga terkendali, dan masyarakat diminta tak panik.
Kepastian tersebut disampaikan Kepala Kanwil Bulog Kalteng, Budi Sultika, yang menegaskan bahwa Bulog telah menyiapkan langkah antisipatif sejak dini untuk menjaga stabilitas pangan, terutama beras, di tengah meningkatnya konsumsi akhir tahun.
“Langkah pertama yang kami lakukan adalah pemantauan harga dan ketersediaan stok di pasar. Kami pastikan harga dan stok di pasar dalam kondisi aman,” ujar Budi, Sabtu (20/12/2025).
Tak hanya memantau, Bulog juga turun langsung ke lapangan melalui program gerakan pangan murah. Kegiatan ini digelar di berbagai titik dan melibatkan kerja sama dengan pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten/kota, sebagai upaya menekan gejolak harga dan menjaga daya beli masyarakat.
Menurut Budi, lonjakan permintaan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru merupakan pola tahunan yang sudah dipetakan. Namun, ia menegaskan Bulog telah mengantisipasi kondisi tersebut jauh sebelum puncak permintaan terjadi.
“Kami siap mendukung dan mengawal agar perayaan Natal dan Tahun Baru berjalan nyaman dan aman dari sisi pangan,” tegasnya.
Budi pun meminta masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan yang justru berpotensi mengganggu distribusi. Ia menegaskan stok beras Bulog di Kalimantan Tengah berada dalam kondisi sangat mencukupi.
“Tidak perlu panik. Stok beras Bulog Kalteng sangat banyak. Secara hitungan kemandirian, kita siap,” katanya.
Dengan konsumsi rata-rata masyarakat sekitar 50 ton per hari, Bulog mencatat ketersediaan stok beras saat ini mampu mencukupi kebutuhan hingga 8 sampai 10 bulan ke depan.
“Natal tinggal beberapa hari lagi, sementara stok kita hitungannya sampai 10 bulan. Jadi secara perhitungan, tidak ada masalah sama sekali,” pungkas Budi.
Selain menghadapi momentum akhir tahun, Bulog Kalteng juga bersiap menghadapi tantangan awal 2026. Saat ini, stok beras Bulog di Kalimantan Tengah berada di kisaran 14 ribu ton, sementara penyaluran bantuan pangan dan penyerapan gabah petani terus berjalan.
“Dengan stok sekitar 14 ribu ton, itu bisa bertahan kurang lebih 8 sampai 10 bulan. Nanti di musim panen pertama, sekitar Maret 2026, stok akan kembali ter-update karena ada penyerapan baru,” ujar Budi.
Ia memastikan kondisi harga dan pasokan beras di pasar hingga kini relatif stabil dan terkendali. Bulog disebut masih memegang kendali stok dan terus mengatur perputaran beras sesuai kebutuhan.
“Sejauh ini aman. Harga aman, stok di pasar juga aman. Bulog akan terus mengatur pemutaran stok dan menyalurkan sesuai permintaan,” jelasnya.
Namun demikian, Bulog Kalteng mengakui adanya tantangan keterbatasan kapasitas gudang, terutama saat menghadapi puncak panen raya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bulog menyiapkan opsi penyewaan gudang milik swasta serta kerja sama dengan pemerintah daerah.
“Kita akan mencari gudang sewa, baik dari swasta maupun kerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten. Saat ini kita juga sudah menyewa gudang di dua titik di Sampit,” ungkap Budi.
Secara nasional, Bulog merencanakan pembangunan sekitar 100 titik gudang pada tahap pertama tahun 2026. Untuk Kalimantan Tengah, Bulog memproyeksikan kebutuhan kapasitas hingga 40 ribu ton, khususnya di wilayah sentra produksi seperti Kapuas dan Pulang Pisau.
“Kami mengajukan sekitar dua sampai empat gudang tahap pertama, prioritasnya di Kapuas dan Pulang Pisau karena sangat urgent menghadapi panen Maret 2026,” katanya.
Menurut Budi, pembangunan gudang tersebut membutuhkan kolaborasi erat dengan pemerintah daerah, terutama dalam penyediaan lahan.
“Konsepnya kolaborasi. Pemerintah daerah menyiapkan lahannya, Bulog membangun gudang dan infrastruktur pascapanen,” ujarnya.
Terkait wacana pengembangan konsep sawit-sapi, Budi menyebut Bulog Kalteng belum terlibat secara teknis. Meski demikian, Bulog menyatakan kesiapan penuh jika ke depan diminta berperan dalam mendukung ketahanan pangan daerah.
“Kalau nanti kami dilibatkan, tentu akan kami evaluasi dan beri masukan dari sisi logistik dan tata niaga. Prinsipnya, Bulog selalu siap mendukung ketahanan pangan,” pungkasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan