M 4,6 Guncang Bengkulu, Ancaman Tektonik Nyata

BENGKULU UTARA – Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, kembali diingatkan akan ancaman gempa bumi setelah guncangan bermagnitudo 4,6 terjadi pada Sabtu (20/12/2025) malam. Meski tidak menimbulkan kerusakan, peristiwa ini menegaskan bahwa wilayah tersebut berada di kawasan yang aktif secara tektonik dan memerlukan kewaspadaan berkelanjutan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 20.13 WIB. Guncangan bersumber dari laut dengan pusat gempa berjarak sekitar 28 kilometer di timur laut Pulau Enggano dan berkedalaman dangkal, yakni 7 kilometer. Kedalaman yang relatif dangkal ini membuat getaran gempa dapat dirasakan oleh masyarakat meskipun magnitudonya tergolong sedang.

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5.23 LS; 102.5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 km Timur Laut ENGGANO-BENGKULU pada kedalaman 7 km,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Sabtu (20/12).

BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik, melainkan dipicu oleh pergerakan sesar aktif di kawasan tersebut. Daryono menjelaskan bahwa karakteristik gempa menunjukkan ciri gempa dangkal akibat aktivitas tektonik.

“Dengan memperhatikan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas Sesar Enggano,” katanya.

Dampak gempa dirasakan masyarakat dengan intensitas II hingga III pada skala Modified Mercalli Intensity (MMI). Getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, dengan sensasi seperti ada kendaraan berat melintas. Benda-benda ringan yang digantung dilaporkan bergoyang, namun tidak sampai menyebabkan kepanikan luas.

BMKG menyatakan hingga saat ini belum terdeteksi adanya gempa susulan. Selain itu, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat peristiwa tersebut. Meski demikian, gempa ini menjadi pengingat bahwa Pulau Enggano dan wilayah Bengkulu secara umum berada di zona rawan gempa bumi.

Para ahli kebencanaan menilai kejadian ini seharusnya mendorong peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah. Edukasi kebencanaan, pemetaan risiko, serta kesiapan infrastruktur dinilai penting untuk meminimalkan dampak jika gempa dengan kekuatan lebih besar terjadi di kemudian hari.

BMKG pun mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak mudah terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta selalu mengikuti informasi resmi. Kewaspadaan tanpa kepanikan menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman gempa di wilayah yang dilalui sesar aktif seperti Enggano. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com