TAPIN – Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rantau Baru, Kabupaten Tapin, kembali berubah menjadi panggung ekspresi budaya ketika Sanggar Tari Bilik Budaya menggelar Pentas Tari Jalanan, Sabtu (20/12/2025). Di tengah guyuran hujan yang sempat turun, ratusan penari dari berbagai usia tetap tampil penuh semangat, menegaskan bahwa seni dan budaya tak mudah surut oleh cuaca maupun keterbatasan ruang.
Kegiatan tahunan ini bukan sekadar pertunjukan hiburan, melainkan juga bentuk pemanfaatan ruang publik sebagai medium pembelajaran dan regenerasi seni tari di Tapin. Dengan membawa seni ke ruang terbuka, Sanggar Tari Bilik Budaya menghadirkan kesenian langsung ke tengah masyarakat, menjadikannya lebih dekat dan inklusif.
Pelatih Sanggar Tari Bilik Budaya, Putri Elvira Pusparani, menegaskan bahwa pentas tari jalanan merupakan bagian dari proses pendidikan berkelanjutan bagi para penari. “Saya sebagai pelatih di Sanggar Tari Bilik Budaya dan juga anggota Yayasan Bilik Budaya. Hari ini kami melaksanakan pentas tari jalanan yang merupakan agenda tahunan sanggar,” ujarnya.
Sebanyak sembilan tarian ditampilkan dalam pentas tersebut, dibawakan oleh 105 penari dengan rentang usia yang cukup lebar, mulai dari anak-anak usia 4 tahun hingga dewasa berusia 25 tahun. Keberagaman usia ini menjadi bukti bahwa regenerasi seni tari di Tapin berjalan secara alami dan berkesinambungan.
“Total penari hari ini ada 105 orang. Pentas ini kami selenggarakan sebagai proses pembelajaran di sanggar, sekaligus hiburan bagi masyarakat Kabupaten Tapin,” katanya.
Menurut Putri Elvira, nilai utama dari kegiatan ini bukan terletak pada keuntungan materi, melainkan pada pembentukan karakter dan mental para penari. “Yang kami dapat sebenarnya bukan materi, tetapi ilmu dan pengalaman untuk anak-anak. Mereka kami latih untuk berani tampil, konsisten, dan mengaplikasikan hasil latihan selama satu tahun ini,” jelasnya.
Pentas tahun ini juga memiliki arti emosional karena bertepatan dengan perayaan ulang tahun kedua Sanggar Tari Bilik Budaya. “Ini juga menjadi momen aniversari Sanggar Tari Bilik Budaya yang kedua, jadi sebagai perayaan bersama,” tambahnya.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas dari banyaknya penonton yang tetap bertahan meski cuaca kurang bersahabat. Alana, warga Kecamatan Lokpaikat, mengaku terkesan dengan semangat para penari. “Hari ini banyak sekali penonton yang antusias datang menyaksikan pentas tari jalanan. Penarinya keren-keren dan tetap semangat meski cuaca hujan,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan serupa terus digelar sebagai ruang tumbuh bagi generasi muda. “Harapan saya, makin banyak anak-anak muda yang ikut serta dan acara ini tetap berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” harapnya.
Pentas Tari Jalanan Bilik Budaya kini bukan hanya agenda seni, tetapi juga simbol ketahanan budaya lokal di tengah arus modernisasi yang kian kuat. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan