PALEMBANG – PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menggelar “Workshop UMKM Naik Kelas dan Soft Launching Program Sentra Kriya Ogan Ilir” bagi perajin di Sentra Kriya Ogan Ilir pada pertengahan Desember lalu. Kegiatan ini berlangsung di Sentra IKM Tenun Tanjung Dayang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dengan fokus pada dua kelompok binaan utama, yakni Kelompok Kain Gebeng dan Kelompok Usang Sungging, masing-masing diwakili 15 pelaku usaha.
Workshop ini menjadi tahap awal roadmap pendampingan UMKM Hutama Karya, yang meliputi penguatan manajemen organisasi, pengembangan kreativitas desain produk, serta persiapan menuju branding dan digitalisasi. Kegiatan tersebut dirancang menjawab hasil asesmen yang menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki potensi besar tetapi masih membutuhkan penguatan dalam aspek organisasi, manajemen kelompok, koordinasi kerja, dan inovasi produk, baik motif baru kain Gebeng maupun finishing logam Usang Sungging.
Sesi pertama workshop menghadirkan Ketua Komisaris Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Sumatera Selatan, M. Umar Husein, yang memaparkan strategi inovasi bisnis dan growth mindset bagi UMKM. Materi ini dilanjutkan diskusi interaktif untuk mengelaborasi tantangan nyata yang dihadapi perajin di Ogan Ilir.
Sesi kedua difokuskan pada pengembangan motif baru kain Gebeng bersama praktisi IKM, Ahmad Habibi, Owner KC Haris Jaya. Materi meliputi tren motif tekstil kontemporer, eksplorasi motif berbasis budaya lokal, teknik penyusunan pola dan sketsa, serta simulasi penerapan motif pada kain. Menjelang akhir, peserta dibagi dalam kelompok kecil untuk mengikuti diskusi terarah dan menghasilkan mini prototipe motif berbasis simbol lokal Ogan Ilir.
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menekankan bahwa penguatan kapasitas UMKM kriya di sekitar wilayah operasional penting agar manfaat pembangunan dirasakan langsung oleh pelaku usaha kecil. “Pendampingan terstruktur seperti workshop UMKM Naik Kelas akan menjadi pintu masuk bagi UMKM untuk terhubung dengan rantai pasok yang lebih luas sekaligus meningkatkan daya saing di pasar yang semakin digital,” ujarnya.
Dari sisi penerima manfaat, Ketua KUB Usang Sungging, Abdul Kadir, menilai perubahan mulai terasa sejak sesi awal. “Sesi motif dan tren pasar membuka wawasan saya bahwa desain yang kami hasilkan bisa masuk ke pasar yang lebih luas, sepanjang kami mampu menjaga kualitas dan terus memperbarui tampilan sesuai selera konsumen masa kini. Kesempatan belajar langsung dari praktisi dan konsultan ini menjadi ‘loncatan’ yang sulit didapat kalau berjalan sendiri,” ujar Abdul Kadir.
Hutama Karya memposisikan workshop ini sebagai langkah awal untuk membangun sentra kriya yang terintegrasi, berdaya saing, dan berkelanjutan. Program ini menjadi pendampingan UMKM ke-10 yang diselenggarakan perusahaan sepanjang tahun 2025, sekaligus sejalan dengan SDGs 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. []
Redaksi04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan