Peserta aksi bersih-bersih di Kutai Barat (Kubar), kemarin, membeludak. Di luar dugaan, target awal panitia 5.000 orang ternyata yang ikut 6.000 orang lebih. Mereka datang dari pegawai Pemkab Kubar, forum koordinasi pimpinan daerah, pelajar, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Ajang ini dihelat berkaitan perayaan Hari Pancasila ke-68 dan Hari Lahir ke-113 Sang Proklamator, Bung Karno. Aksi kebersihan dihelat setelah apel bersama di depan Kantor Bupati. Bersih-bersih digelar dari Busur hingga ke Taman Budaya Sendawar (TBS) Jalan Sendawar Raya atau sepanjang sekira 2 kilometer. Setelah aksi bersih-bersih tiba TBS, ribuan peserta disiapkan makan siang. Kemudian, dihibur artis Ibu Kota, Trio Macan, aneka tari tradisional, dan artis pendukung lainnya.
Yang membanggakan, aksi sosial kebersihan ini dipimpin Bupati Kubar Ismail Thomas bersama istri Lucia Mayo Thomas. Turut serta, Sekretaris Kabupaten Aminuddin dan istri, serta asisten, pejabat teras dan jajaran Polres, Kodim 0912/Kubar, perwakikan TNI-AU, Pengadilan Negeri Sendawar, dan lainnya.
“Implementasi dari Pancasila ini, masyarakat harus menanamkan budaya gotong royong,” kata Bupati Ismail Thomas. Lahirnya Pancasila, kata dia, merupakan fondasi yang kuat bagi Bangsa Indonesia. Sedangkan Bung Karno adalah salah seorang yang mempunyai peran dalam mencetuskan Pancasila yang hasil akhirnya berupa rumusan baku dan rumusan UUD 1945 seperti yang dikenal sekarang. Soekarno memandang Pancasila dari segi esensinya.
Sehingga menyarikan ke-5 sila menjadi 3 sila (trisila) yang dirumuskan dengan Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa atau populer dikenal dengan rumusan berdaulat di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan. Dari trisila ini, Soekarno kemudian menyarikannya lagi menjadi ekasila yakni gotong royong.
Dalam pemikiran Soekarno, gotong royong dimengerti sebagai peri kehidupan tolong-menolong. Yang tidak lain adalah tradisi masyarakat Indonesia. Sehingga dengan demikian gotong royong memiliki unsur keeratan nasional.
Di samping itu, gotong royong juga memiliki unsur lain yakni unsur religius. Sebab gotong royong sendiri ditemukan dalam berbagai ajaran keagamaan di Indonesia.
“Gagasan atau pemikiran Bung Karno tentang gotong royong jika diterapkan secara jujur, adil, dan berkualitas sejalan dengan dasar negara dan landasan ketatanegaraan kita demi kepentingan seluruh masyarakat. Demi kepentingan seluruh masyarakat, saya pikir kita akan hidup sejahtera, tidak ada lagi kesenjangan di antara kita dalam segala aspek kehidupan,” kata Ismail Thomas, menjelaskan.
BUDAYA SEMPEKAT
Bupati menjelaskan, lahirnya Pancasila merupakan hal yang sangat luar biasa. Sebelum Indonesia Merdeka, pada 17 Agustus 1945, Bapak Bangsa memiliki ide dan gagasan yang sangat brilian membangun dasar negara Pancasila. “Ini yang saya inginkan, generasi muda bisa mengingat bahwa menghayati kemerdekaan itu bukan langsung timbul begitu saja. Tetapi melalui perjuangan. Bapak Bangsa kita telah membuat fondasi dari awal ketika memproklamasikan kemerdekaan,” kata Bupati.
Pemkab Kubar, kata dia, telah mengimplementasikan Pancasila dalam bahasa sempekat yang tertuang dalam bentuk gotong royong. Disesuaikan dengan moto Kubar yang Beradat yakni Bersih, Asri, Damai, Adil, Aman, dan Tenteram. Oleh sebab itu melalui kegiatan gotong royong Pemkab Kubar terus memotivasi masyarakat untuk terlibat bergotong royong. “Dengan gotong royong juga sekaligus berolahraga. Karena olah raga tentu bermanfaat untuk kesehatan,” tuturnya.
“Mungkin selama ini biasa berada di ruangan ber-AC. Jika dua minggu berada di ruangan ber-AC maka perlu satu hari berada di bawah sinar matahari,” lanjut Bupati.
Lebih jauh, Bupati terus memotivasi masyarakat Kubar untuk mencintai lingkungan yang bersih. Oleh sebab itu terus mengajak masyarakat Kubar untuk bergotong royong. Gotong royong atau sempekat merupakan budaya bangsa yang merupakan budaya nenek moyang seluruh Nusantara. “Saya juga sangat bangga karena dengan kegiatan gotong royong. Kita bisa menyatu sebagai rakyat dan masyarakat Kubar untuk mengimplemantasikan apa yang menjadi fondasi bangsa sekaligus menjadi cita-cita yang terus kita perjuangkan, yang memang tertuang dalam Pancasila. Tentu kita harapkan menjadi kenyataan pada masa-masa yang akan datang,” katanya.
Bupati juga berharap melalui peringatan hari lahirnya Pancasila, generasi muda tak hanya hapal tiap sila, tetapi harus paham bagaimana implementasi dari Pancasila yakni kebersamaan dan keasrian.
“Ke depan masyarakat bisa menyisihkan satu hari dari satu minggu untuk membersihkan lingkungan,” terang Bupati. [] RedFj/KP