ACEH – PT Hutama Karya (Persero) tengah melaksanakan pembangunan sekaligus penanganan infrastruktur Instalasi Pengolahan Air (IPA) Rantau di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Proyek ini menjadi bagian dari upaya pemulihan layanan air bersih bagi masyarakat setempat, setelah fasilitas tersebut sebelumnya dilaporkan tidak berfungsi akibat terendam banjir lumpur.
Pengerjaan IPA Rantau dipercayakan kepada Hutama Karya oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mempercepat pemulihan serta peningkatan layanan air bersih di wilayah terdampak. Kondisi IPA yang lumpuh sempat berdampak serius terhadap distribusi air bersih, mengingat sejumlah komponen vital, termasuk pompa listrik, ikut terendam lumpur dan tidak dapat dioperasikan.
Akibatnya, pasokan air bersih kepada masyarakat Aceh Tamiang terganggu dan membutuhkan penanganan cepat. Untuk itu, Hutama Karya segera melakukan langkah reaktivasi terhadap fasilitas instalasi pengolahan air yang terdampak banjir lumpur tersebut.
Lingkup pekerjaan yang dilakukan meliputi penataan ulang sistem elektrikal, mekanikal, serta sistem pompa yang sebelumnya tidak berfungsi. Selain itu, dilakukan pula penanganan darurat melalui penyediaan tower tangki air sementara, pembangunan sumur bor dangkal, serta sumur bor dalam yang ditempatkan di Puskesmas Kuala Simpang guna memastikan kebutuhan air bersih masyarakat tetap terpenuhi selama proses pemulihan berlangsung.
Dalam kesempatan terpisah, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan bahwa percepatan pemulihan fungsi IPA Rantau menjadi prioritas utama perusahaan demi menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
“IPA Rantau menjadi infrastruktur penting bagi masyarakat Aceh Tamiang. Oleh karena itu, kami melakukan langkah-langkah teknis yang diperlukan agar instalasi ini dapat kembali beroperasi secara optimal dalam waktu singkat, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan keandalan operasional,” ujar Mardiansyah.
Hingga Senin (29/12), IPA Rantau di Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan telah berhasil diaktifkan kembali. Instalasi tersebut kini sudah mampu mengolah air baku menjadi air bersih sesuai dengan kapasitas semula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Keberhasilan ini dinilai sangat krusial, mengingat sebelumnya akses air bersih warga sempat lumpuh akibat dampak banjir lumpur.
Seiring dengan proses pemulihan, pembersihan lumpur di lokasi IPA Rantau juga dilakukan menggunakan alat berat. Upaya serupa turut dilaksanakan di kawasan Pesantren Darul Muklisin, Kabupaten Aceh Tamiang, yang juga terdampak endapan lumpur. Langkah ini dilakukan guna mempercepat pemulihan lingkungan dan mendukung kelancaran operasional infrastruktur air bersih.
Untuk mendukung percepatan layanan, operasional IPA Rantau saat ini masih memanfaatkan sumber listrik sementara melalui genset. Pemanfaatan genset dilakukan sambil mengoptimalkan peralatan yang tersedia, hingga sistem kelistrikan utama dapat kembali berfungsi secara normal.
“Kami berkomitmen melalui BUMN Peduli untuk memastikan infrastruktur yang dibangun dapat kembali dimanfaatkan oleh masyarakat sesegera mungkin. Kehadiran IPA Rantau diharapkan mampu membantu pemulihan aktivitas sehari-hari warga serta mendukung kebutuhan dasar air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang,” tutup Mardiansyah. []
Redaksi
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan