KUTAI BARAT – Amblasnya ruas jalan nasional Trans Kaltim di Kampung Muhur, Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, kembali membuka persoalan klasik infrastruktur di pedalaman Kalimantan Timur. Jalan penghubung vital antara Samarinda dan Kutai Barat itu dilaporkan mengalami kerusakan serius hingga nyaris terputus pada Selasa (30/12/2025), membuat mobilitas warga dan distribusi logistik lumpuh.
Kerusakan terjadi pada badan jalan yang amblas cukup dalam akibat kondisi tanah labil yang diperparah curah hujan tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, kendaraan dari dan menuju Kutai Barat tidak dapat melintas secara normal. Aparat terpaksa mengalihkan arus lalu lintas melalui jalur Simpang Manis, yang berada di wilayah RT 04 Kampung Muhur. Jalur alternatif tersebut dinilai kurang ideal karena lebih jauh dan tidak dirancang untuk menampung volume kendaraan besar.
Terhambatnya akses ini berdampak langsung terhadap aktivitas ekonomi masyarakat. Jalan Trans Kaltim selama ini menjadi urat nadi transportasi logistik, termasuk pengiriman bahan pokok, BBM, dan kebutuhan pokok lainnya ke wilayah Kutai Barat dan Mahakam Ulu. Jika gangguan berlangsung lama, risiko kelangkaan barang dan lonjakan harga dinilai sulit dihindari.
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, menilai kejadian ini tidak bisa lagi dipandang sebagai insiden biasa. Meski status jalan tersebut berada di bawah kewenangan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), ia menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh lepas tangan karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
“Kalau akses utama ini terganggu, maka roda ekonomi ikut tersendat. Distribusi logistik bisa terhambat dan konsekuensinya harga kebutuhan masyarakat bisa melonjak,” ujar Ekti saat dimintai tanggapan.
Ia mendorong adanya penanganan darurat yang cepat dan terukur, terutama untuk memastikan jalur Samarinda–Kutai Barat tidak terisolasi selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Selain itu, koordinasi antara BBPJN, Dinas PUPR, Pemerintah Provinsi Kaltim, dan pemerintah pusat dinilai harus diperkuat agar penanganan tidak berjalan parsial.
Lebih jauh, Ekti menekankan pentingnya perbaikan permanen yang masuk dalam prioritas anggaran tahun mendatang. Menurutnya, kejadian serupa kerap berulang di titik-titik rawan tanpa solusi jangka panjang.
“Jangan sampai masyarakat di pedalaman terus menjadi korban akibat buruknya infrastruktur. Negara harus hadir dengan solusi permanen, bukan tambal sulam,” tegasnya.
Sementara itu, hingga Selasa sore, petugas gabungan masih melakukan pengamanan dan pengalihan arus di sekitar lokasi amblas. Warga dan pengguna jalan diminta meningkatkan kewaspadaan saat melintas di wilayah Siluq Ngurai, mengingat kondisi tanah yang tidak stabil serta cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan