PANTAI LABU – Warga Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang, Sumut, digegerkan suara tangisan berasal dari sebatang pohon durian. Fenomena aneh itu dalam sekejab mengundang keingintahuan masyarakat. Seratusan pengunjung pun tersentak begitu mendengar suara seorang wanita meringis.
Kehebohan itu terjadi sejak 3 hari lalu, Senin (2/6). Ketika itu sekira pukul 10.00 Wib, seorang warga sekitar bernama Lihin (19) buang air kecil di pohon durian yang berjarak sekira 10 meter dari pohon durian menangis tersebut.
Awalnya Lihin, tak menyadari ada keanehan apapun. Tapi begitu usai buar air kecil, pria lajang anak ketiga dari tujuh bersaudara itu kaget bukan kepala ketika mendengar suara wanita menangis.
Di lokasi sepi itu, Lihin langsung kepikiran sosok hantu. Ia pun lari terbirit-birit. Pendengarannya itu lantas dia ceritakan pada teman-temannya. Cerita Lihin membuat rekan-rekannya dan warga lainnya penasaran.
Alhasil, bersama Tengku Tanggraha, Tengku Irfan, Junaidi, Sari dan Andi, mereka menuju lokasi belakang rumah Tengku Nafis Syahmaja (33).
Saat tiba di lokasi, mereka pun mendengar suara tangisan seorang wanita seperti dikabarkan Lihin. Karena beramai-ramai, warga memberanikan diri mencari tahu asal suara tangisan tersebut. Dan setelah dipastikan, ternyata suara aneh itu berasal dari sebatang pohon durian milik Tengku Nafis.
Fenomena tak biasa itu dengan cepat menyebar hingga terjadi kehebohan. Warga pun berduyun-duyun ingin memastikan kabar keanehan itu. Pohon durian setinggi 40 meter yang tumbuh di atas lahan seluas 2400 M2 itu dengan cepat dikelilingi manusia.
Saat mendengar suara aneh seperti diceritakan Lihin warga tampak terheran-heran. Bahkan sejumlah warga sibuk memotret dan merekam pohon durian yang baru sekali dipanen pemiliknya itu.
Dua jam lebih suara tangisan itu terus terdengar oleh warga dan baru berhenti sekira pukul 12.00 Wib.
“Hingga Kamis (5/6) sekira jam 10 sampai jam 12, suara itu masih terdengar tapi karena warga berdesakan di sekitar dekat pohon durian untuk melihat dan mendengarnya suara itu tak terdengar. Tapi kalau warga agak menjauh sekira 5 meter dari lokasi pohon durian itu, maka akan terdengar suara tangisan,” sebut sejumlah warga.
Sementara pemilik pohon, Tengku Nafis mengaku tak pernah mendapat tanda-tanda aneh sebelum kemunculan suara tangisan dari pohon durian yang ditanamnya 10 tahun lalu.
“Aku pun kaget ketika dikabari ada suara tangisan berasal dari pohon durian,” ucap ayah satu anak itu.
PARANORMAL
Santernya kabar pohon durian menangis di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu mengundang rasa penasaran Ibnu (34), seorang paranormal. Kemunculannya pun semakin mengundang kehebohan warga.
Tiba di lokasi sekira pukul 12.00 wib, pria lajang anak kesembilan dari 11 bersaudara ini langsung medekati pohon durian yang telah dipagari pelepah sawit. Paranormal asal Dusun I Desa Ramunia I Kecamatan Pantai Labu itu langsung duduk sambil memegang akar dan batang pohon durian itu.
Selama 15 menit, pria yang mengaku memiliki indera keenam sejak berusia 19 tahun itu tampak serius untuk mencari tahu sosok wanita yang mengeluarkan suara tangisan itu.
Usai menggelar ritualnya, Ibnu kepada wartawan menceritakan, yang menangis itu mengaku bernama Siti Marlina Zainab yang sudah 100 tahun berdiam di lokasi tumbuhnya pohon durian itu. Kondisi Zainab diterangkan Ibnu dengan kondisi pinggang hingga dadanya terjepit kayu dan sudah membatu.
Masih cerita Ibnu, Siti Marlina Zainab meminta agar membawa pelaku yang membunuhnya 100 tahun silam ke lokasi tempatnya dikuburkan dan melepaskan kayu yang telah membatu yang menjepit tubuhnya.
“Kalau kejadiannya 100 tahun silam, pelakunya pun sudah mati. Masa itu ’kan masih masa penjajahan. Bisa jadi dia dibunuh saat penjajahan dulu dan dikuburkan begitu saja disitu,” sebut Ibnu.
Lantas kenapa suara tangisan itu baru muncul setelah 100 tahun berlalu? Berdasarkan pengakuan Zainab kepada Ibnu, selama ini Zainab mencari orang untuk menyelamatkannya dari himpitan kayu yang sudah membatu di pinggang dan dadanya. Namun karena orang yang dicari tidak ditemukan, Siti pun menangis dengan harapan ada orang yang bisa menyelamatkannya.
Saat berkomunikasi, kata Ibnu, Siti duduk, tangan terjepit, rambut panjang tapi belum beruban.
Saat melakukan komunikasi dengan arwah Siti itu, lanjut Ibnu, ada seekor ular mirip ular cobra di samping kanannya. Bahkan saat tangannya memegang pohon durian itu, di samping kanannya ada seorang laki-laki tua, kurus, putih, berjenggot dan pakai peci hitam yang merupakan penguasa di sekitar lokasi itu. Tapi si pria tua itu tidak bicara apa-apa.
“Saat saya pertama sekali melihat Siti Marlina Zainab, wajahnya seperti anak-anak, rambut tidak begitu lebat tapi acak-acakan dan jidatnya agak lebar. Pokoknya Siti Marlina Zainab itu sering berubah wajah. Kalau menurut cerita warga, dulunya ada anak bayi lahir belum waktunya dan dikubur di lokasi itu. Bisa jadi matinya ditembak penjajah atau diperkosa,” pungkas Ibnu.
Sementara itu Kepala Desa Denai Kuala, Mahmurat, saat dikonfirmasi ini membenarkan jika warganya mendengar suara tangisan dari pohon durian tersebut. “Kita masih melakukan pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh adat untuk mencari orang yang bisa memindahkan arwah yang berdiam di pohon durian itu,” bilangnya. [] RedHP/SP / JPPN