Nyaris roboh, Jembatan di Muang Dalam, Kecamatan Lempake, Samarinda Utara, yang kondisinya memprihatinkan, benar-benar ambruk, kemarin (9/6). Jembatan kayu itu ambruk sekira pukul 01.30 Wita, karena dilintasi ekskavator. Sopir alat berat itu diduga melarikan diri. Tak ayal, enam RT di Desa Muang terisolasi karena jembatan itu merupakan satu-satunya akses warga.
Wahyudi, warga yang tinggal tak jauh dari jembatan tersebut menyaksikan langsung ambruknya jembatan. Sebelum ambruk, warga RT 31 itu sedang bersantai. Dia pun melihat ada ekskavator yang melintas dan memaksakan lewat jembatan. “Diberinya tumpukan kayu dulu (di jembatan).
Sudah sampai setengah, pas mau turun langsung ambruk jembatannya,” jelas Wahyudi. Sayangnya, dia tak mengetahui pasti siapa operator ekskavator tersebut. Sebab, setelah ambruk, operator langsung menghilang.
“Tidak ada jalan lain (selain jembatan). Ini tumpuan warga satu-satunya,” jelas Wahyudi.
“Kondisi jembatan memang juga memprihatinkan. Sudah bosan, tiap hari itu ada saja (warga terjatuh),” jelas Wahyudi.
Sementara itu, Ketua RT 31, Muang Dalam, Tajri, mengatakan ada 6 RT di daerah ini. ” Yaitu, RT 31, 32, 33, 34, 35 dan RT 47. Semuanya kalau mau keluar lewat jembatan ini,” jelas Tajri.
Mayoritas, kata dia, warga di enam RT tersebut adalah beternak dan bertani. “Cari uang ya dari situ (beternak dan bertani), makanya kalau mau jual sayur atau hasil ternak pasti agak susah sekarang,” jelas Tajri.
Dia berharap agar pemerintah bisa segera membangun jembatan sementara untuk akses warga. Tajri menambahkan sekira empat bulan yang lalu, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang pernah datang dan meninjau jembatan tersebut.
Terpisah, Kasi Peningkatan Jembatan, Dinas Bina Maga dan Pengairan (DBMP) Samarinda, Eko Restu menjelaskan pihaknya sudah melakukan tindakan cepat terhadap pembangunan jembatan sementara. Hanya, ada beberapa kendala yang terjadi. “Karena ada kena lahan warga, jadi harus ada kesepakatan dulu dengan warga tersebut,” jelas Eko.
Diketahui, jembatan menuju Desa Muang Dalam di Samarinda Utara rencananya dibangun tahun ini. Pemkot Samarinda telah mengalokasikan Rp 2 miliar tahun ini. Jembatan ini memang satu-satunya akses menuju Desa Muang Dalam. Dokumen lelang sudah diserahkan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Bagian Pembangunan, Sekretariat Kota (Setkot) Samarinda.
Menurut Eko, proyek jembatan ini terbagi dua tahap. Pertama, dianggarkan Rp 2 miliar untuk fondasi dan pembuatan jembatan sementara. Kedua dianggarkan Rp 10 miliar untuk pembangunan bentang atas jembatan. “Pembangunan harus dilakukan bertahap karena anggaran terbatas,” ujarnya. Eko merinci, panjang jembatan 18 meter dan lebar tujuh meter. Tahap pertama, estimasi waktu pengerjaan tiga bulan. [] RedFj/KP