PANGKALAN BUN – Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam sepekan terakhir dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hebat. Api berkobar di empat lokasi, yakni Dusun Tatas, Jalan Pasir Panjang, Desa Sebuai dan Desa Sungai Bakau Kecamatan Kumai.
Dari empat titik Karhutla yang terjadi dalam sehari ini menyisakan satu titik api yang belum berhasil dipadamkan. Api yang melahap ratusan hektare areal, baik perkebunan maupun lahan kosong di Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kumai, Kobar hingga berita ini diturunkan, masih terus berkobar.
Padahal, tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Manggala Agni, Brimob, TNI, Balakar Huma Singgah Itah, MPA Desa Kubu, MPA Desa Sungai Bakau, MPA Desa Keraya, dan MPA Kumai dan relawan dari berbagai unsur telah mengupayakan segenap kemampuan dan peralatan untuk penanganan.
Kencangnya hembusan angin, semakin jauhnya titik api dari jangkauan personel dan alat, serta vegetasi yang mudah terbakar ditunjang minimnya sumber air menjadi kendala tim gabungan saat pemadaman.
Kepala Bidang (Kabid) Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Sialagan mengatakan, saat ini tim terus berupaya sekuat tenaga untuk menghalau api agar tidak semakin meluas. “Kami di-backup Manggala Agni dan Brimob serta MPA dan Balakar, mereka terus berupaya melakukan penanganan, meski begitu banyak kendala yang dihadapi,” ujarnya, Sabtu (10/6/2023).
Sementara tim gabungan fokus untuk penanganan di Desa Sungai Bakau, kembali terjadi kebakaran di lahan kosong dengan vegetasi semak belukar, ilalang di Jalan DPR, Desa Batu Belaman Kecamatan Kumai.
Belum diketahui sumber api yang menyebabkan areal tersebut terbakar, namun api terus meluas terlebih cuaca begitu terik dan hembusan angin sangat kencang. Ia menyebut saat ini water suplai milik BPBD sudah dikerahkan ke lokasi dengan belasan personel dan relawan yang membantu penanganan.
“Water Canon milik Brimob Kompi 2 Batalyon B Pelopor tadi sudah dikerahkan untuk backup kita, personel terpecah baik untuk penanganan di Batu Belaman maupun di Desa Sungai Bakau,” tukasnya.
Berdasarkan catatan BPBD Kobar, dalam periode Januari hingga Mei 2023, wilayah yang cukup sering diterjang karhutla adalah Kecamatan Arut Selatan. Wilayah ini telah mengalami 21 kali kebakaran dengan luas areal yang terbakar mencapai 80 hektare.
Disusul Kecamatan Kumai sebanyak sembilan kali dengan total luasan yang terbakar 38 hektare. Angka tersebut belum termasuk kejadian di bulan Juni, di mana peristiwa kebakaran semakin sering terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Barat Syahrini mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Arut Selatan terjadi di beberapa desa, yakni Kelurahan Baru sebanyak 8 kali, Desa Kumpai Batu Bawah 2 kali, Kelurahan Mendawai 1 kali, Desa Natai Baru sebanyak 8 kali, Desa Pasir Panjang 1 kali, dan Kelurahan Sidorejo 1 kali.
“Total ada sebanyak 21 kali kejadian karhutla di Kecamatan Arut Selatan, ini belum terhitung kejadian di bulan Juni,” ungkapnya, Sabtu (10/6).
Di Kecamatan Kumai, kebakaran lahan melanda Desa Keraya sebanyak 4 kali, Desa Kubu 2 kali, Sebuai 1 kali, Desa Sungai Bakau 1 kali, dan Desa Teluk Bogam sebanyak 1 kali. Total ada sembilan peristiwa karhutla di Kecamatan Kumai. Selama periode tersebut terpantau titik api di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Arsel sebanyak 25 titik api yang tersebar di sejumlah kelurahan dan desa.
Kecamatan Arut Utara sebanyak 11 titik api, Kecamatan Pangkalan Banteng sebanyak 1 titik api, dan Kotawaringin Lama sebanyak 17 titik api. “Untuk Kecamatan Kumai dan Kecamatan Pangkalan Lada justru nihil hingga bulan kemarin,” pungkasnya. []
Penulis/Penyunting : Agus P Sarjono