SAMARINDA – RESMI dibuka pada tanggal 4 Maret 2020 lalu, Museum Kota Samarinda menjadi museum pertama dan satu-satunya yang dikelola oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Meseum yang terletak di Jalan Bhayangkara No.1, Samarinda Kota itu, dibangun sejak tahun 2019. Tempat persisnya terletak di bekas lokasi SMPN 1 dan SMAN 1 Samarinda serta berdekatan dengan Taman Samarendah.
beritaborneo.com yang mengunjungi museum tersebut pada Senin (9/10/2023) kemarin, mencoba menelusuri jejak sejarah yang tersimpan di museum ini.
Setelah mengisi buku tamu, beritaborneo.com yang didampingi Pemandu Wisata Museum Kota Samarinda Dina Rinda dan Dimas, berkeliling melihat koleksi yang dipajang di museum tersebut. Koleksi benda-benda bersejarah ditata dengan rapih sedemikian rupa sehingga membuat suasana nyaman bagi pengunjung.
Adapun koleksi yang dimiliki Museum Kota Samarinda berjumlah sekitar 312 buah. Terdiri dari guci-guci kuno, foto-foto peristiwa masa lalu yang terjadi di Samarinda, foto-foto profil Walikota Samarinda yang pernah dan saat ini menjabat, serta buku-buku sejarah dan sastra Kalimantan Timur.
Adapula pakaian adat dari Kalimantan Timur, perangkat untuk mengasuh bayi seperti Bening atau alat gendongan khas Dayak dan alat Bapukung atau ayunan bayi khas Melayu Banjar serta juga koleksi Sarung Samarinda atau dalam bahasa daerah disebut dengan Tajong Samarinda beserta alat tenun tradisionalnya.
Tajong atau Sarung Samarinda merupakan ciri khas dan salah satu ikon Kota Samarinda dengan sentra produksinya terdapat di Kampung Tenun Kecamatam Samarinda Seberang. Tajong Samarinda ini mempunyai motif yang khusus dan yang terkenal adalah motif “Belang Hatta”.
“Dinamakan demikian karena konon saat Bung Hatta menjabat sebagai Wakil Presiden pada saat itu pernah berkunjung ke tempat petenun Tajong Samarinda ini sehingga sebagai bentuk penghargaan maka dipakailah nama beliau sebagai nama salah satu motifnya,” jelas Dina Rinda.
Dina mengungkapkan, beberapa barang koleksi Museum Kota Samarinda ada juga yang berasal dari hibah pribadi dari para kolektor. “Sebagai contoh terdapat beberapa guci kuno yang merupakan hibah dari Bapak Said Sjafran, Bupati Kutai yang menjabat pada era tahun 1989 – 1994,” katanya.
Mengenai pengunjung, Dina mengatakan rata-rata kunjungan setiap hari di Museum Kota Samarinda ini untuk pengunjung umum adalah antara 15 sampai 30 orang. Sementara pelajar atau mahasiswa, biasanya datang secara rombongan dan jumlahnya bisa mencapai 150 orang.
“Biasanya kunjungan ramai pada hari Sabtu dan Minggu,” ujar Dina Rinda yang dengan fasih menjelaskan tentang berbagai koleksi yang ada di Museum Samarinda serta Dimas yang juga dengan ramah selalu memberikan keterangan tambahan.
Dina juga menjelaskan, jam buka Museum Samarinda adalah dari hari Selasa sampai Minggu dari jam 08:30 Wita hingga jam 12:00 Wita. Untuk hari Senin tutup dan hari Jum’at buka hanya sampai jam 11:00 Wita.
“Pengunjung tidak dipungut biaya masuk atau gratis saat berkunjung ke Museum Samarinda,” pungkasnya. []
Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting : Agus P Sarjono