GAZA – SEBANYAK 29 staf Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) for Palestine dilaporkan telah tewas di Gaza sejak pecahnya perang antara militan Hamas dengan Israel. Mayoritas korban yang tewas adalah guru.
“Kami terkejut dan berduka. Kini dipastikan bahwa 29 rekan kami di Gaza telah terbunuh sejak 7 Oktober,” tulis UNRWA di akun X, sebelumnya Twitter, dilansir AFP, Senin (23/10/2023).
Jumlah ini meningkat dibanding data yang disampaikan pada Sabtu (21/10). Saat itu UNRWA mengabarkan 17 staf mereka tewas. “Setengah dari rekan-rekan ini adalah guru UNRWA,” kata badan tersebut mengenai jumlah korban terbaru.
Ribuan warga Gaza mencari perlindungan di fasilitas UNRWA sejak Israel melancarkan pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan Hamas di Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut lebih dari 4.600 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel tersebut. Israel juga memutus pasokan bahan bakar, air, makanan dan listrik ke daerah Gaza.
Sebanyak 12 pengungsi tewas dan hampir 180 orang terluka di sekolah-sekolah badan PBB tersebut. Sementara sekitar 38 instalasi UNRWA rusak.
Dalam pernyataan terpisah, UNRWA memperingatkan pasokan bahan bakarnya di Gaza akan habis dalam tiga hari.
“Tanpa bahan bakar, tidak akan ada air, tidak ada rumah sakit dan toko roti yang berfungsi. Tanpa bahan bakar, bantuan tidak akan menjangkau banyak warga sipil yang sangat membutuhkan,” kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini.
“Tanpa bahan bakar, tidak akan ada bantuan kemanusiaan,” tambahnya.
Enam truk mampu mengumpulkan bahan bakar dari terminal di titik penyeberangan Rafah, namun mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari 2,4 juta penduduk Gaza. []
Penulis | Penyunting : Agus P Sarjono (sumber : AFP)