BALIKPAPAN – WARTAWAN dituntut untuk menulis berita secara benar dan baik. Sebab berita yang ditulis seorang wartawan dapat memberikan dampak, baik positif maupun negatif.
“Jika kita menulis berita, kemudian dibaca orang, lalu ada pembaca yang tidak nyaman dengan tulisan kita, maka itulah salah satu contok dampaknya. Karena itu wartawan dituntut, tidak hanya menuliskan berita secara benar tapi juga baik,” kata Wakil Ketua Dewan Pres M Agung Dharmajaya saat memberikan sambutan pada pembukan Latihan Jurnalistik dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang dilaksanakan Dewan Pers bekerja sama dengan Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) dan Kompas di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Senin (30/10/2023).
Agung Dharmajaya menjelaskan, ada dua dampak dari tulisan yang dihasilkan seorang wartawan, yakni dampak positif dan negatif.
“Dampak positifnya adalah sebagai sarana mendapatkan informasi, memperkaya wawasan dan hiburan serta memberikan hiburan,” ujarnya.
“Sementara dampak negatif yang dapat ditimbulkan seperti menimbulkan opini negatif apabila tidak disampaikan dengan baik, menimbulkan perbedaan persepsi dan bahkan bisa sampai memicu konflik sosial,” papar dia.
Agung yang aktif di Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) ini juga menekankan pentingnya etika. Menurut dia, etika menjadi penting karena di dalamnya terkandung pemahaman bagaimana menghormati hak orang lain.
“Dengan demikian hal yang harus menjadi dasar pijakan adalah bagaimana menulis secara benar juga baik berdasarkan etika,” katanya.
Sebagai manusia lanjut Agung, wartawan juga bisa menulis salah. Namun sepanjang bisa menyampaikan koreksinya kepada publik, itu sebuah langkah penting dan patut dihormati.
“Menulislah dengan benar dan baik, itu hal terpenting,” pesan Agung. []
Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting : Agus P Sarjono