BERAU – PENJABAT (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengatakan kunjungan wisatawan ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kaltim terus meningkat.
Hal itu disampaikan Akmal, sapaan akrabnya usai melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Berau, selama tiga hari (16-18/12/2023) lalu melalui press releasnya yang diterima media ini, Sabtu (06/01/2024).
Pulau Maratua kata Pj Gubernur, merupakan destinasi berlibur masyarakat yang menyajikan konsep ekowisata, yakni pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Untuk diketahui, khusus Pulau Maratua dalam tiga tahun terakhir saja, dari tahun 2021 (masa Covid-19) tercatat telah dikunjungi 4.900 wisatawan. Kemudian tahun 2022 meningkat menjadi 6.000 orang lebih, serta di tahun 2023 melonjak lebih 19.700 orang.
Pulau Maratua merupakan salah satu gugusan Kepulauan Derawan, selain Pulau Sangalaki dan Pulau Kakaban yang berada di kawasan terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dari empat pulau di perairan laut Kaltim, Pulau Maratua yang terluas dan memiliki jumlah penduduk terbanyak dibanding Pulau Derawan.
Sementara Pulau Sangalaki menjadi kawasan konservasi Penyu yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Pulau Sangalaki dan Pulau Kakaban tidak berpenghuni.
Namun Sangalaki menjadi salah satu pulau dengan keunikan yang berbeda dengan pulau lain di Indonesia. Sedangkan Pulau Kakaban memiliki spesies ubur-ubur yang hanya terdapat di dua wilayah di dunia, yaitu Pulau Kakaban dan Kepulauan Micronesia di kawasan tenggara Laut Pasifik.
“Ini artinya Maratua menjadi tujuan wisata yang menarik serta memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan dan pendidikan,” kata Akmal
Dia menjelaskan, perjalanan dari Pulau Maratua menuju Pulau Kakaban hanya membutuhkan waktu 30 menit. Begitu juga dari Pulau Maratua menuju Pulau Sangalaki, waktu tempuhnya kurang lebih 30 menit mengunakan kapal cepat. Sedangkan untuk menuju Pulau Derawan relatif lama sekitar satu jam.
“Dari Maratua ke Pulau Kakaban dekat, hanya sekitar 30 menit. Juga ke Pulau Sangalaki dekat, ya kurang lebih 30 menit juga, kecuali ke Pulau Derawan, sekitar satu jam,” sebut Akmal.
Diungkapkan Akmal, sebenarnya Pulau Maratua juga memiliki bandara yang representatif yang mampu didarati pesawat jenis ATR, meski saat ini masih terbatas jadwal penerbangan dari Bandara Udara APT Pranoto Samarinda.
“Penerbangan Susi Air, hanya untuk Senin dan Sabtu, masih terbatas,” ungkapnya.
Dijelaskan Akmal, transportasi utama menuju Maratua masih lewat perairan mengandalkan jalur laut menggunakan speedboat dari pelabuhan/dermaga wisata Sanggam Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kaltim
“Ya, kalau cuaca bagus, kira-kira 2 jam setengah sampai. Tapi, kalau cuaca tidak bagus, angin kencang atau cuaca badai, bisa-bisa 3 jam sampai tiga jam setengah,” jelas Akmal.
Maratua sudah dilengkapi jaringan listrik dan telekomunikasi yang baik, didukung sarana akomodasi, seperti cottage dan homestay yang representatif. “Kita bisa snorkeling, diving, bersepeda, hingga bersantai menikmati indahnya perairan dan Maratua adalah surganya biota laut,” beber Akmal.
Potensi dan keunggulan yang dimiliki dengan gugusan kepulauan sekitar serta kearifan lokalnya, maka Maratua akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan ke Kaltim. “Sekarang bagaimana kita membuka akses agar lebih mudah dan cepat menjangkaunya, sambil membenahi infrastrukturnya,” tutup Akmal. []
Penulis : Guntur Riyadi | Penyunting : Agus P Sarjono