KUTAI KARTANEGARA – CURAH hujan yang tinggi pada awal tahun 2024, menyebabkan kasus demam berdarah (DBD) mulai terdeteksi di berbagai wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Bahkan, per Januari 2024 telah ditemukan kasus DBD pada beberapa kecamatan yakni Sebulu 126 kasus, Muara Kaman 37 kasus, dan Kota Bangun Darat 37, dan kecamatan lainnya sehingga telah terdeteksi sebanyak 312 kasus secara kumulatif.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kukar Supriyadi menyampaikan, pihaknya telah meninjau secara langsung perkembangan kasus DBD di Kukar khususnya di kec. Sebulu berkoordinasi dengan Camat beserta Kades terkait dalam upaya pengendalian dan penanganan DBD.
“Kami sepakat , Pak Camat, Pak Kades akan meminta peran RT untuk melakukan gotong royong untuk bersihkan yang menjadi media tumbuh kembang DBD atau yg lebih dikenal dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).Jika warga tidak bisa gotong royong bisa lakukan di rumah masing-masing,” ucapnya saat ditemui beritaborneo.com di ruang kerjanya Kantor Dinkes Kukar, Tenggarong, Rabu (31/01/2024).
Ia mengimbau warga saat terkena Demam harus segera membawa ke puskesmas terdekat, jangan melakukan pengobatan sendiri agar dapat dilakukan deteksi dini terhadap kemungkinan DBD.
“Rata-rata yang terkena DBD ini melakukan pengobatan sendiri, ketika panas tubuh telah turun dikira sudah sembuh, padahal saat itulah kondisi kritisnya. Dari pengalaman lalu, keterlambatan pengobatan bisa menyebabkan kematian,” ungkapnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan Rapid Diagnosik Test (RDT) di setiap layanan kesehatan. Sehingga dapat menghindari lonjakan kasus DBD yang signifikan, serta menyiapkan metode pengendalian lainnya yakni, pembagian obat abate dan voging secara cuma-cuma ke masyarakat.
“Saya harap bagi masyarakat yang sakit agar langsung mengunjungi faskes terdekat dan waspada dengan selalu memerhatikan kebersihan lingkungan sekitar,” tutupnya.[]
Penulis : Jemi Irlanda Haikal | Penyunting : Agus P Sarjono