KUTAI KARTANEGARA – ANTISIPASI membengkaknya jumlah siswa, Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tenggarong dengan berat hati terpaksa membatasi calon murid yang akan mendaftar untuk tahun ajaran 2024/2025.
Demikian hal ini diungkapkan Kepala SLB Negeri Tenggarong Erni saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (02/02/2024).
Dijelaskan Erni, SLB Negeri Tenggarong yang mencakup TK, SD, SMP dan SMA dalam satu lingkungan sekolah ini memiliki jumlah siswa sebanyak kurang lebih 200 orang. Kapasitas peminat yang cukup besar tanpa didukung dengan penambahan ruang kelas telah menjadi hambatan bagi sekolah ini.
“Kami beberapa kali sudah menolak beberapa anak, sebab ruang kelas kami tidak mencukupi. Jika tetap dipaksa, maka kinerja pengajar dan proses belajar mengajar di kelas akan terhambat,” ujarnya menjelaskan terkait penolakan yang mereka lakukan.
Lebih lanjut Erni mengatakan bahwa sistem pengajaran di SLB tidak bisa disamakan dengan sekolah biasa. Hal ini dikarenakan sistem di SLB lebih individual (mengarah pada satu persatu anak), sehingga perkembangannya bisa terorganisir. Ia menjelaskan bahwa sistem pengajaran menyeluruh seperti di SMA/SMK lainnya tidak bisa diterapkan di sini (tidak bisa disamaratakan).
“Kami mengajarinya secara individual. Itulah mengapa dalam satu kelas hanya ada enam sampai tujuh anak saja. Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa setiap anak bisa menerima pelajaran dengan baik,” lanjutnya.
Erni menjelaskan tidak hanya berkenaan dengan ruang kelas saja, namun pertimbangan dari adanya jumlah guru yang tersedia saat ini masih belum mencukupi. Jika ditambah lagi muridnya, sedangkan guru yang tersedia tidak mumpuni, maka akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas.
Berangkat dari hal tersebut, maka Erni memutuskan untuk memberi batasan penerimaan calon peserta didik baru pada tahun 2024 ini, yakni pada tingkat TK dan SD sebanyak masing-masing lima sampai enam anak saja. []
Penulis: Nistia Endah Juniar Prawita | Penyunting: Agus P Sarjono