KUTAI KARTANEGARA – SEJAK awal 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengalami peningkatan.
Demam Berdarah Dengue adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini sangat identik dengan musim hujan, dikarenakan banyaknya tempat yang berpotensi tergenang air menyebabkan pertumbuhan nyamuk akan sangat mudah dan berkembang biak dengan baik.
Dokter Umum di Puskesmas Muara Jawa dr. Ainun mengakui, sejak awal 2024 ini cukup banyak warga yang mengeluhkan gejala DBD dan melakukan pemeriksaan di puskesmas tersebut.
“Kalau dirasakan sih memang betul, cukup banyak peningkatan kasus. Hal ini sejalan pula dengan kasus DBD di Kutai Kartanegara yang juga sama-sama meningkat,” jelasnya ditemui beritaborneo.com di salah satu ruangan Puskesmas Muara Jawa, Jalan Soekarno, Handil 2, Muara Jawa, Selasa (13/02/2024).
Menurut Ainun, peningkatan kasus DBD di kecamatan itu salah satunya disebabkan kurang awasnya masyarakat terhadap pencegahan perkembang-biakan nyamuk aedes aegypti. Di sisi lain, Ainun juga menyoroti gaya hidup masyarakat yang senang menampung air dan jarang menguras bak mandi.
“Kalau kita lihat, gaya hidup masyarakat yang terkesan menyepelekan dan kurang peka terhadap lingkungan, itulah yang menjadi penyebab sarang DBD itu bisa muncul. Percuma saja kalau kita berkoar di sana sini meminta agar tiap rumah menjalankan gaya hidup yang disiplin dan menjaga lingkungan sekitar, namun jika mereka tidak mengerjakannya, ya jelas membuat DBD semakin mudah untuk berkembang,” paparnya.
Untuk diketahui telah banyak kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Muara Jawa untuk mencegah DBD. Diantaranya memberikan sosialisasi dan mengunjungi rumah-rumah warga secara rutin untuk mengecek tampungan air.
“Harapannya ya dengan banyaknya kegiatan kami untuk mencegah DBD ini, secara tidak langsung masyarakat bisa teredukasi dan semakin termotivasi untuk sama-sama mencegah DBD. Kami sama-sama memberikan contoh yang baik untuk menciptakan lingkungan yang sehat itu,” tutupnya. []
Penulis: Nistia Endah Juniar Prawita | Penyunting: Agus P Sarjono