SAMARINDA – WAKIL Wali Kota (Wawali) Samarinda Rusmadi Wongso menghadiri Halal Bihalal yang digelar oleh Keluarga Besar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Peguyuban Keluarga Tanah Jawi (Ikapakarti) Kalimantan Timur (Kaltim) di Gedung Taman Budaya Jalan Kemakmuran Samarinda, Sabtu (11/5/2024).
“Kami melaksanakan halal bihalal Idul Fitri 1445 Hijriah. Jadi suasananya masih suasana silaturahmi, saling maaf memaafkan. Tetapi itu tadi, Ikapakarti ini sebagai organisasi kemasyarakatan yang besar dan lahir dari paguyuban kedaerahan, tentu situasi seperti ini pastilah kami manfaatkan secara maksimal, agar apa yang sudah guyub, yang sudah baik ini kemudian menjadi lebih baik lagi,” papar Rusmadi.
Ketua Umum DPP Ikapakarti ini menjelaskan, setiap kegiatan Ikapakarti yang lahir dari budaya pastilah kemudian menjadi tugas dan tanggungjawab Ikapakarti untuk memelihara seni budaya. “Itu bukan ucapan saja, tetapi setiap kegiatan Ikapakati selalu menampilkan seni budaya,” tandasnya.
Dia menyampaikan, yang berbeda dalam momen kali ini, selain menampilkan atraksi hiburan kesenian seperti Reog Ponorogo dan Tarian Ngremo, juga ada sajian kuliner di tenda-tenda yang telah disiapkan. Kuliner ini dilaksananakan oleh 36 paguyuban kedaerahan yang terhimpun dalam Ikapakarti Kaltim.
“Dan itu semua partisipasi dari daerah. Macam-macam, ada tiwul, ada Jogja khasnya dengan gudeg, dan banyak macam-macam lagi,” bebernya.
Dikemukakannya, Ikapakarti dari lahirnya hingga saat ini mengedepankan tiga aspek. “Pertama adalah soal kebangsaan, karena Ikapakarti ini bukan saja sebagai perekat tapi juga sebagai wadah perjuangan, untuk apa, ya untuk membangun negeri,” jelasnya.
Selanjutnya yang kedua sambung dia, Ikapakarti sendiri mengedepankan nilai luhur bangsa, kepribadian. Itu bisa dilihat dari nama Ikapakarti, ika artinya tunggal dan pakarti yang kepanjangan dari keluarga tanah Jawi.
“Artinya Ikapakarti lebih menjunjung nilai luhur, terutama yang namanya kepribadian juga keadaban, soal sopan santun,” imbuhnya lagi.
Lalu yang ketiga masih kata Rusmadi, soal gotong royong, jadi guyub rukun. Gotong royong ini bukan hanya bentuk fisik saja, tetapi itu juga diejawantahkan dalam bentuk politik. Guyub rukun saling menguatkan satu dengan yang lain.
“Prinsipnya “Sepi ing pamrih, rame ing gawe” atau bekerja dengan ikhlas secara gotong royong dan guyub tanpa pamrih,” tutup Rusmadi Wongso. []
Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Agus P Sarjono