TENGGARONG – LOMBA Miskat, Tari Jepen, dan Kuliner Khas Kutai tahun ketiga resmi dibuka oleh Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah, di Halaman Parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Selasa (16/7/24).
Lomba yang berlangsung dari tanggal 16 hingga 20 Juli itu melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) kecamatan se-Kabupaten Kukar.
Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sambutannya mengatakan, festival tersebut menjadi salah upaya Pemkab Kukar untuk melestarikan warisan budaya dan kearifan lokal.
“Kegiatan ini telah berjalan selama tiga tahun, khususnya dalam pelaksanaan Festival Lomba Miskat, Lomba Tari Jepen dan Lomba Kuliner Khas Kutai. Ini adalah bagian dari upaya bersama untuk menjaga dan melestarikan tradisi budaya kita ini, seperti tradisi budaya khas Kutai ini,” paparnya.
Secara perlahan lanjut Edi, pelestarian pun dilakukan di dalam pemerintahan. Salah satunya menetapkan Baju Miskat menjadi pakaian wajib Aparatur Sipil Negara (ASN) Kukar di hari Kamis. Begitupun dengan Tarian Jepen, kerap menjadi tarian pembuka kegiatan pemerintahan di Kukar.
Demikian pula dengan kuliner khas Kutai yang terus didorong dalam setiap kegiatan. Tidak hanya di Kukar, tetapi juga di tingkat nasional. Selain pelestarian, kegiatan ini diharapkan Bupati Kukar mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Penjahit, pelaku seni, sanggar tari, dan pengusaha rumah makan bisa mendapat kesempatan dari festival ini,” ujarnya.
Bupati juga mendorong festival serupa dilakukan di tingkat satuan pendidikan di Kukar. Sebagai langkah konkret untuk mengenalkan seni budaya Kutai pada usia dini. Tentunya tidak luput juga dengan partisipasi gurunya untuk mengikuti lomba serupa.
Dia juga mengingatkan untuk terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan adanya evaluasi kata dia, akan terlihat seberapa besar kegiatan yang diadakan oleh Dispar Kukar dan TP PKK Kukar berdampak pada perekonomian masyarakat di Kukar.
“Ke depan Dispar Kukar agar adakan evaluasi, apa yang menjadi kelemahan dan bagaimana perbaikannya, harus berbasis dengan data, kalau bisa adakan survei dengan adanya kegiatan festival ini, dampaknya pada ekonomi kerakyatan,” katanya. []
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Agus P Sarjono