TENGGARONG – JAJARAN Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang dipimpin Asisten I Pemkot Bontang Dasuki melakukan kunjungan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam rangka studi tiru di Aula Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar, di Tenggarong, Selasa (13/08/2024).
Kunjungan tersebut salah satunya dilandasi karena Pemkot Bontang mendapatkan berita terbaru bahwa Pemkab Kukar berhasil menurunkan angka stunting melalui berbagai inisiatif, termasuk program kesehatan dan gizi yang terintegrasi dengan baik serta kolaborasi antar sektor yang kuat.
Karena itu, dalam kunjungan tersebut Pemkot Bontang berharap dapat mempelajari dan menerapkan pendekatan yang sama guna mengatasi tantangan serupa di wilayah mereka. “Semoga setelah dari sini kami bisa satu sinyal dalam menurunkan angka stunting dan ilmu yang kami dapat bisa dibawa dan dimanfaatkan di Kota Bontang nantinya,” ujar Dasuki.
“Kami membawa tim lengkap untuk mempelajari hal itu dan kami sangat berharap banyak dengan kedatangan ini bisa membawa banyak bekal ilmu,” jelas Dasuki yang memimpin rombongan Pemkot Bontang sebanyak 30 orang itu.
Menurut dia, kunjungan tersebut sangat penting untuk mengumpulkan wawasan dan pengalaman praktis yang dapat diadaptasi di Bontang.
“Kami sangat tertarik dengan pendekatan yang diterapkan di Kutai Kartanegara dan berharap dapat menerapkan beberapa strategi tersebut di Bontang untuk mengurangi angka stunting secara signifikan,” ungkapnya.
Sementara Sekda Kukar Sunggono menyambut baik kunjungan tersebut sebagai bentuk kolaborasi antar-daerah dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat. “Kami siap berbagi pengalaman dan pengetahuan kami kepada Pemkot Bontang untuk mencapai tujuan bersama dalam menanggulangi stunting,” katanya.
Dihadapan rombongan dari Kota Bontang Sunggono memaparkan, dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemkab Kukar melaksanakan delapan aksi konvergensi. Termasuk salah satunya meluncurkan Inovasi Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting (Raga Pantas), yang telah berjalan sejak tahun 2019.
“Mungkin di daerah lain tidak terpikir bahwa penanganan stunting berbasis keluarga, hal tersebut kami sadari di tahun 2019. Artinya pendekatan konvergensi stunting itu harus dilakukan berbasis keluarga,” jelasnya.
Selain itu lanjut Sunggono, ada pula inovasi Paket Asuh 5 Pantas, yang disebut sebagai Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Dengan kehadiran inovasi BAAS, diharapkan bisa mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan.
“Sehingga anak-anak yang mengalami masalah gizi, baik stunting, wasting maupun under weight dapat diperhatikan dengan baik,” ujarnya lagi. []
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Agus P Sarjono