Menerima Murid ABK, Komitmen TK Negeri Pembina Tenggarong Jadi Sekolah Inklusif

TENGGARONG – SELAIN melaksanakan program pengentasan stunting, Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Pembina Tenggarong juga menjalankan program parenting yang berfokus pada penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK) sebagai bagian dari upaya sekolah menuju sekolah ramah anak dan inklusi.

Wakil Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Irhan Husyaini menjelaskan, program parenting tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik anak-anak di sekolah. Selain aspek gizi, program ini juga menitikberatkan pada edukasi mengenai anak berkebutuhan khusus.

“Parenting untuk masalah anak berkebutuhan khusus, seperti stop bullying pada anak, dan cara menangani anak, menjadi fokus sosialisasi kami,” ucapnya kepada beritaborneo.com di Tenggarong, Jumat (30/08/2024).

Program ini merupakan langkah awal dari rencana jangka panjang TK Negeri Pembina untuk menjadi sekolah ramah anak. Edukasi akan dimulai dari internal sekolah, termasuk guru dan staf, sebelum meluas kepada orang tua.

“Bagaimana nanti kita bisa mewujudkan TK ini menjadi sekolah ramah anak, bukan hanya dari infrastruktur, tapi juga dari pelayanan hingga pemenuhan kebutuhan pertumbuhan anak,” ungkapnya.

Untuk tahun ajaran baru di tahun 2024 ini, sekolah merencanakan program parenting khusus untuk ABK.

“Kami akan mengadakan program parenting untuk ABK, karena saat ini kami menerima beberapa anak berkebutuhan khusus. Edukasi kepada orang tua dan guru mengenai penanganan ABK menjadi prioritas,” jelasnya.

Irhan juga menegaskan komitmen sekolah untuk menjadi sekolah inklusi, di mana semua anak, tanpa memandang latar belakang, bisa diterima dan dilayani dengan baik.

“Sekolah ini harus siap, baik dari segi infrastruktur maupun kemampuan guru-guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus,” tutupnya.

Dengan program ini, TK Negeri Pembina berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan optimal bagi semua anak.

Informasi, TK Negeri Pembina Tenggarong saat ini telah menerima peserta didik berkebutuhan khusus sebanyak tiga orang anak.[]

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com