SURABAYA – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta semua dekan serta pimpinan fakultas kedokteran berbagai kampus di Indonesia untuk menginvestigasi dugaan perundungan atau bullying di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masing-masing. “Saya minta masing-masing dekan [fakultas kedokteran] perguruan tinggi [melakukan investigasi], ini kan merupakan kesepakatan memperbaiki,” kata Budi di Surabaya, Kamis (5/9).
Perundungan di lingkungan PPDS ini terungkap dari kasus kematian mahasiswi PPDS Anestesi Undip dokter Aulia Risma Lestari yang diduga bunuh diri akibat dirundung seniornya. Kasus perundungan di lingkungan PPDS lainnya kemudian terungkap di Universitas Padjadjaran (Unpad). Pihak kampus melakukan investigasi mandiri. 10 orang kemudian disanksi.
Menkes Budi pun minta fakultas kedokteran di kampus-kampus lain meniru upaya Unpad itu. Agar sistem PPDS bisa diperbaiki hingga peristiwa serupa tak terulang lagi.
“Kan Unpad sudah kan [investigasi]. Ya saya rasa itu cara yang bagus untuk diikuti,” ucapnya. “Mudah-mudahan kita bisa hapus, sudah berapa banyak korbannya, sudah terlalu lama juga,” tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut sudah ada sekitar 300 temuan kasus dugaan perundungan atau bullying di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran sejumlah Universitas di Indonesia.
Dante mengatakan temuan itu didapatkan dari sekitar 1.000 kasus yang dilaporkan ke Kemenkes. Namun setelah diverifikasi, tidak semuanya dikategorikan perundungan, hanya 30 persen yang diduga kuat terjadi praktik bullying.
“Sudah ada 300 kasus kira-kira perundungan,” kata Dante di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (03/09/2024). Dante mengatakan kasus dugaan perundungan itu harus segera diinvestigasi seluruhnya. Sebab menurutnya tidak boleh lagi ada praktik perundungan di dunia pendidikan kedokteran. Dante mengingatkan dokter merupakan profesi yang mulia sehingga tahapan dan proses menjadi dokter harus dimulai dengan hati yang bersih.
Menanggapi temuan ini, Rektor Unair Mohammad Nasih mengaku terbuka dengan investigasi tersebut. Hal itu dilakukan agar kasus bisa menjadi terang dan jelas.
“Ya enggak apa-apa. Biar semuanya menjadi jelas dan tidak menimbulkan fitnah ya, memang harus diinvestigasi,” kata Nasih saat dikonfirmasi awak media, Rabu (4/9).[]
Redaksi08