BANJARBARU – Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru menemukan dua orang mengalami gejala cacar monyet atau monkeypox (Mpox). Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Banjarbaru, Erni Syafrida mengatakan, dua orang suspek Mpox itu, satu di antaranya ditemukan di rumah sakit. “Satunya lagi dari praktek dokter,” katanya, Kamis (5/9).
Ia menyampaikan, dua pasien tersebut sudah melakukan pemeriksaan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banjarbaru. “Alhamdulillah hasilnya dinyatakan negatif cacar monyet,” bebernya.
Meski begitu, Erni menegaskan, pihaknya harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus tersebut. “Sebab Monkeypox ini berbahaya, tingkat kematiannya cukup tinggi,” sebutnya.
Monkeypox sendiri merupakan salah satu penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun kini sudah dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Di Indonesia, Kemenkes RI mengumumkan sudah ada 88 kasus konfirmasi Mpox sejak 2022-2024. “Sedangkan di Banjarbaru dan Kalsel kasusnya belum ada, namun kewaspadaan tetap harus dilakukan,” beber Erni.
Mengantisipasi peningkatan kasus Mpox, RSD Idaman Banjarbaru juga sudah siap siaga melakukan penanganan. “Secara prinsip kita sudah siap untuk menerima kasus-kasus seperti ini,” kata Direktur RSD Idaman Banjarbaru, dr Danny Indrawardhana.
Ia menyampaikan, kasus Monkeypox tidak terlalu spesifik berat. Sehingga tidak ada ruangan khusus untuk pasien, jika dimungkinkan bisa isolasi mandiri dan berkoordinasi dengan puskesmas terdekat. “Tapi kalau ada kasus sekunder, seperti ada penyakit-penyakit lain tentunya kita siap menyiapkan ruang isolasi tertentu,” bebernya.
Lebih lanjut, ujar Danny, pihak rumah sakit tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) terutama dalam penyelidikan epidemiologi. Termasuk pula pengiriman sampel. []
Redaksi08