TENGGARONG — GUNA mendeteksi dan membantu anak-anak dengan disleksia di seluruh Indonesia, Yayasan Lentera Insan Kreatif dan US Dyslexia Network berkolaborasi melaksanakan Gerakan Bhineka Indonesia.
Saat ini, Gerakan Bhineka Indonesia tengah melaksanakan agenda roadshow yang menyentuh 25 kota dan 11 provinsi di Indonesia. Termasuk salah satunya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang dipusatkan di Gedung Perpustakaan Daerah Kukar.
Ketua Yayasan Lentera Insan Kreatif Laurentia Mira menjelaskan, selain kolaborasi yayasan yang dipimpinnya bersama US Dyslexia Network, Gerakan Bhineka Indonesia juga melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seperti dokter, psikolog, pedagog, orang tua, dan praktisi pendidikan.
“Kami ingin menjangkau seluruh Indonesia, meski saat ini belum dapat mencakup Maluku dan Papua. Kami telah mengunjungi perwakilan setiap pulau, termasuk Kalimantan,” ungkap Laurentia Mira ditemui beritaborneo.com usai kegiatan di Gedung Perpustakaan Daerah Kukar, Sabtu (07/09/2024).
Perempuan yang karib disapa Miss Lala ini menjelaskan, Gerakan Bhineka Indonesia bertujuan mengidentifikasi disleksia sejak dini di sekolah-sekolah dan rumah, serta memberikan dukungan yang diperlukan.
Menurut Miss Lala, disleksia adalah cara berpikir neurodivergen yang tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat.
“Anak-anak dengan disleksia sering dianggap lamban atau malas, padahal mereka memiliki potensi besar yang perlu diungkap,” ujarnya.
Sekolah Bina Harapan Bangsa, yang berkolaborasi dalam roadshow kali ini dengan perwakilan Miss Rizka Syarifah Yuniar, turut mendukung inisiatif tersebut.
Harapan Miss Lala adalah agar semua sekolah dapat menerima dan membantu anak-anak dengan disleksia dengan cara yang efektif dan inklusif. []
Penulis: Nur Rahma Putri Aprilia | Penyunting: Agus P Sarjono