SAMARINDA – KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bakal menggelar debat kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 untuk kedua pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim. Rencananya, debat perdana akan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua KPU Kaltim Fahmi Idris kepada awak media, usai memimpin rapat internal bersama seluruh Komisioner KPU Kaltim di ruang kerjanya Kantor KPU Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Rabu (02/10/2024) siang.
Rapat internal itu sendiri kata Fahmi, membahas mekanisme pelaksanaan debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim.
“Tadi baru rencana, kemungkinan besar 19 Oktober, tapi belum diplenokan. Kami akan ambil maksimal tiga kali, satu kali di bulan Oktober ini dan dua kali pada November mendatang,” terangnya.
Dia mengungkapkan, pelaksanaan debat akan dilaksanakan di Jakarta dan Kaltim. Untuk di Kaltim, masih belum ditentukan kota dan tempatnya, karena masih harus mendengarkan pendapat dari para tim Paslon peserta Pilgub kemudian baru KPU Kaltim dapat memutuskan.
“Kemungkinan besar di Samarinda atau Balikpapan dan masih dibahas terkait tempat yang akan digunakan, bisa di hotel, auditorium atau conventionhall yang ada di Samarinda atau Balikpapan bersama tim Paslon untuk mendengarkan aspirasi mereka,” kata Fahmi.
Dilanjutkan Fahmi, pihaknya selanjutnya akan mengelar pertemuan dengan tim Paslon terkait keinginan mereka terhadap debat yang akan dilaksanakan KPU Kaltim, dari debat pertama sampai ke debat ketiga sebagai masukan walau keputusan tetap berada di KPU Kaltim.
“Kami akan mengundang tim paslon untuk membahas debat apakah mau wakil dulu atau Gubernur dulu, kemudian yang ketiga berpasangan atau tiga kali debat berpasangan semua, kami meminta masukan atau inputan mereka terkait dengan debat ini, “ tuturnya.
Fahmi mengatakan, para panelis yang akan memberikan pertanyaan kepada para Paslon semuanya berasalkan dari Kaltim yang terdiri oleh berbagai unsur sesuai peraturan KPU, namun untuk nama-namanya masih belum final.
“Rata-rata orang Kaltim dan kemungkinan besar akan pakai orang Kaltim karena lebih banyak mengetahui karakter serta kondisi Kaltim sendiri sehingga akan lebih mempreoritaskan untuk panalisnya,” tutup Fahmi. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono