KUTAI BARAT – Potret kemiskinan seakan masih melekat di Kecamatan Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur (Kaltim).
Meskipun 15 tahun berdiri, memisahkan diri dari Kecamatan Muara Lawa pada tahun 2001 lalu, dan memiliki area pertanian, perkebunan, pertambangan dan sektor lainnya sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun seiring perjalanan waktu daerah dengan Jumlah penduduk 3.104 jiwa di pada 2010 itu, justru makin terpuruk dan lambat berkembang untuk bersaing dengan daerah – daerah di ‘Tanaa Purai Ngeriman’.
Menurut infomasi yang diperoleh Wartawan, Dinas Sosial (Dinsos) Kutai Barat, Kecamatan Bentian Besar hingga saat ini tercatat sebagai wilayah termiskin se-Kubar.
Sebab daerah yang ditopang dengan sembilan Kampung itu, tingkat ekonominya sangat rendah.
Atau pendapatan masyarakat setempat tidak seimbang dengan kebutuhan hidup.
“Memang sampai saat ini, tingkat kemiskinan di Kecamatan Bentian Besar tinggi. Dimana daerah itu merupakan daerah termiskin di Kubar,” tegas Sekretaris Dinas Sosial Kubar, M Yasir.
Menurut Yasir, ditetapkannya wilayah Bentian Besar sebagai daerah termiskin di Kubar itu, setelah pihaknya melakukan survei ke wilayah tersebut.
Di mana Dinsos memperoleh data dari segi bangunan, pendapatan, pendidikan dan jumlah penduduk.
Bahwasanya Bentian Besar merupakan daerah tertinggal atau tingkat kemiskinannya di atas dari 15 kecamatan lainnya yang ada di Kubar.
Yasir menyebutkan, pandapatan masyarakat yang bemukim di wilayah dengan luas 886,4 km persegi itu, dibawah dari standar pendapatan saat ini.
“Terkadang pendapatan yang diperoleh masyarakat setempat tidak cukup untuk makan,” jelasnya.
Ia menjelaskan masyarakat setempat hanya bisa berharap pada pendapatan dari hasil kebun, dan nelayan untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya.
Akan tetapi hasil tanam dan nelayan yang diperoleh tidak dapat memenuhi semua kebutuhan masyarkat.
Dalam arti usaha yang digeluti tidak menghasilkan sesuai yang diharapkan.
Adapun perusahaan yang berinfestasi di wilayah itu kata Yasir. Tidak dapat membantu sepenuhnya.
”Bantuan perusahaan ke masyarakat juga terbatas,” jelasnya.
Selain itu daerah yang sebelah utaranya berbatasan dengan Kecamatan Muara Lawa, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Muara Pahu, sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Damai itu, sulit dijangkau.
Di mana jalur transportasi yang biasanya menjadi andalan mencapai daerah –daerah di Bentian, melalui jalur sungai.
Itu bisa terlihat dari posisi kampung-kampung yang mayoritas berada dekat dengan aliran sungai.
Dan Nantinya warga ‘Kota Beradat’ itu akan mendapatkan pembinaan ekonomi mandiri.
“Program tersebut dicanangkan sebagai langkah pemerintah memberantas kemiskinan dan mendongkrak perekonomian masyatakat setempat,”jelasnya.
Sehingga, potret kemiskinan di daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini betul – betul terhapus.
“Sehingga masyarakatnya bisa hidup lebih sejahtera,”pungkasnya. [] TBK