PONTIANAK – Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat pada Desember 2024 tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,36 persen, mencapai angka 172,79 poin.
Angka tersebut menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan NTP pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 168,80 poin.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Muh Saichudin, menjelaskan bahwa peningkatan ini mencerminkan adanya perbaikan dalam kesejahteraan petani, karena indeks harga yang diterima petani (It) tumbuh lebih pesat dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Saichudin menjelaskan bahwa pada bulan Desember 2024, It mengalami kenaikan sebesar 2,76 persen, dari 205,14 poin menjadi 210,80 poin. Di sisi lain, Ib hanya meningkat sebesar 0,39 persen, dari 121,53 poin menjadi 122,00 poin.
“Peningkatan NTP ini terutama didorong oleh kenaikan harga pada seluruh subsektor pertanian. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi paling signifikan adalah Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 2,96 persen,” ungkap Saichudin di Pontianak, Selasa (14/01/2025).
Menurut Saichudin, seluruh subsektor pertanian menunjukkan angka pertumbuhan yang positif pada Desember 2024. Tanaman Perkebunan Rakyat mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 2,96 persen, diikuti dengan subsektor Peternakan yang tumbuh 1,48 persen.
Selain itu, subsektor Hortikultura juga mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, Tanaman Pangan naik sedikit sebesar 0,03 persen, dan Perikanan mengalami kenaikan meskipun sangat kecil, yaitu sebesar 0,01 persen.
Komoditas utama yang berkontribusi pada kenaikan harga yang diterima petani (It) antara lain adalah kelapa sawit, karet, gabah, kelapa, jeruk, ayam ras, dan babi.
Kenaikan harga komoditas-komoditas ini memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan petani di Kalimantan Barat.
Di sisi lain, meskipun terdapat kenaikan pada harga yang dibayar petani (Ib), yang tercatat naik sebesar 0,39 persen, Saichudin menambahkan bahwa kenaikan ini mencerminkan adanya peningkatan biaya produksi yang turut mempengaruhi daya beli petani.
Beberapa barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah bawang merah, telur ayam ras, sawi hijau, ongkos angkut, minyak goreng, beras, dan kangkung.
Sementara itu, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Kalimantan Barat juga mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen, yang dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada delapan kelompok pengeluaran utama.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) pada Desember 2024 tercatat sebesar 177,90 poin, yang menunjukkan kenaikan sebesar 2,61 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 173,38 poin.
Kinerja positif ini memberikan harapan bagi sektor pertanian di Kalimantan Barat untuk terus berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta meningkatkan taraf hidup petani secara berkelanjutan.
Pemerintah daerah berharap sektor pertanian dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat setempat. []
Redaksi03