Indonesia Resmi Miliki Wadah untuk Antariksawan

JAKARTA – Indonesia kini resmi memiliki wadah bagi para pelaku, pakar, profesional, dan pemerhati dunia antariksa. Asosiasi Antariksa Indonesia (AAI) baru saja dibentuk, dan keberadaannya diyakini akan memperkuat posisi Indonesia di industri antariksa internasional.

Pendiri asosiasi ini, yang juga menjadi Dewan Pengurus, terdiri dari praktisi di industri satelit nasional, Adi Rahman Adiwoso, pengusaha muda Aryo PS Djojohadikusumo, serta David Fernando Audy.

Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia ini disaksikan oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robertus Heru Triharjanto.

Dalam acara peluncuran tersebut, Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia, Adi Rahman Adiwoso, mengungkapkan bahwa dengan pesatnya perkembangan teknologi, Indonesia perlu memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa. Tujuannya adalah agar Indonesia dapat bersaing di industri antariksa global.

“Melalui pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia, kami memiliki visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional. Kami ingin Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional,” kata Adi Rahman Adiwoso.

Menurutnya, selama ini Indonesia hanya dikenal sebagai pengguna ruang angkasa, namun kini Indonesia siap menjadi negara yang dapat memproduksi dan meluncurkan teknologi antariksa sendiri.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Antariksa Indonesia, Aryo PS Djojohadikusumo, menekankan pentingnya antariksa dalam aspek geopolitik, ekonomi, dan inovasi teknologi di Indonesia.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi antariksa akan memudahkan pemerintah dalam mengelola sumber daya alam (SDA) dan menemukan potensi sumber daya energi baru.

“Kedaulatan akses ke antariksa sangat penting, terutama dalam mendukung sektor pangan dan energi. Misalnya, dengan satelit penginderaan jarak jauh, kita bisa mendapatkan data yang akurat tentang kondisi tanah, air, dan unsur hara,” ujar Aryo. Pemanfaatan antariksa ini sejalan dengan prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo, yang menekankan kedaulatan pangan, energi, dan air.

Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra, Ketua NASPCI, memberikan apresiasi terhadap pembentukan Asosiasi Antariksa Indonesia.

Dia menilai bahwa keberadaan asosiasi ini akan semakin memperkuat Indonesia dalam memaksimalkan hak kedaulatan nasional terkait akses antariksa, baik untuk kepentingan pemerintah, militer, swasta, maupun institusi penelitian.

“Pemanfaatan teknologi antariksa, seperti satelit komunikasi, penginderaan jarak jauh, dan navigasi, akan memperkuat keamanan nasional Indonesia dalam menghadapi ancaman dari luar,” jelas Penny.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Robertus Heru Triharjanto, menyatakan bahwa sesuai dengan Perpres 78/2021, BRIN adalah badan antariksa Indonesia yang memiliki otoritas dalam bidang riset dan teknologi antariksa.

Menurutnya, BRIN siap bekerja sama dengan Asosiasi Antariksa Indonesia dalam berbagai program, termasuk riset, pengembangan sumber daya manusia (SDM), inovasi teknologi, dan diplomasi antariksa.

“Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat daya saing Indonesia di industri antariksa internasional,” tambah Robertus Heru.

Dengan langkah strategis ini, Indonesia semakin siap untuk menghadapi tantangan global di industri antariksa dan memperkokoh posisi negara di kancah antariksa internasional. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com