Kripto dan Bitcoin Anjlok, Pasar Dibayangi Ketegangan Dagang AS-China

JAKARTA – Aset kripto global mengalami tekanan hebat pada perdagangan Senin siang, dipimpin oleh Bitcoin (BTC) yang mencatat penurunan tajam dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data CoinMarketCap per Senin (07/04/2025) pukul 13.00 WIB, mayoritas aset digital berada di zona merah, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap eskalasi ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Bitcoin, sebagai mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, turun 8,87% dalam sehari dan 9,02% dalam sepekan, menyentuh level US$76.750 atau sekitar Rp1,3 miliar. Para analis teknikal menilai tren bearish masih mendominasi, dengan potensi penurunan lebih lanjut menuju level psikologis US$71.000. Pola pergerakan harga satu bulan terakhir menunjukkan formasi lower low dan lower high yang menjadi sinyal tekanan jual masih kuat.

Penurunan juga terjadi pada kripto utama lainnya. Dogecoin (DOGE), yang sering dikaitkan dengan Elon Musk, menjadi yang paling terdampak dengan koreksi harian mencapai 15,81% ke US$0,1422. Diikuti oleh XRP yang melemah 14,98% ke US$1,79, dan Solana (SOL) yang terkoreksi 14,65% ke US$102,37. Cardano (ADA) tercatat turun 14,11% ke US$0,5464, sementara Ethereum (ETH) merosot 14,05% ke level US$1.538,88.

BNB milik Binance juga melemah 8,38% ke US$548,31. Aset lain seperti TRON, Shiba Inu, dan Polkadot turut mencatatkan penurunan di kisaran 6% hingga 11%.

Kondisi ini tak lepas dari sentimen negatif akibat meningkatnya tensi antara dua ekonomi terbesar dunia. Presiden AS Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan menaikkan tarif impor, yang dibalas cepat oleh pemerintah Tiongkok. Bloomberg News melaporkan bahwa langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan resesi global karena perlambatan ekonomi yang meluas.

“AS memicu perang dagang global. Risiko resesi tinggi. Kami khawatir Trump telah memicu lingkaran umpan balik negatif dari konsumen dan bisnis yang berhati-hati mengurangi pengeluaran,” ujar Paul Chew, Kepala Penelitian Phillip Securities.

Dari sisi Tiongkok, kantor berita Xinhua menyatakan kesiapan pemerintah dalam melindungi kepentingan nasional. Tim Waterer, analis dari KCM Trade Sydney, menyebut ketegangan tarif antara AS dan Tiongkok menjadi sumber utama kekhawatiran investor saat ini. “Pelaku pasar kini gelisah menyaksikan dua ekonomi terbesar dunia saling beradu tarif, dan khawatir keduanya bisa mengalami kerugian besar dalam konflik yang berkepanjangan,” ujarnya.

Analis memperingatkan bahwa selama belum ada upaya de-eskalasi, pasar kripto berpotensi mengalami tekanan lanjutan. Bitcoin, yang sempat menyentuh level hampir US$80.000 pekan lalu, kini terancam melanjutkan tren penurunan menuju US$75.000, bahkan US$71.000 jika tekanan pasar tak mereda. []

Penulis: Muhammad Yusuf | Penyunting: Nistia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com