KUBU RAYA – Kondisi jalan penghubung antara Kampung Nelayan dan Kampung Baru di Desa Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya, kian memprihatinkan. Akses yang menjadi jalur utama warga, sekaligus alternatif menuju kawasan wisata Mangrove, hampir terputus akibat abrasi yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir.
Kerusakan jalan ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian masyarakat, tetapi juga menyulitkan nelayan dalam mengangkut hasil tangkapan mereka. Kendaraan roda empat seperti mobil bak terbuka tidak bisa lagi melintas, sehingga warga terpaksa menggunakan sepeda motor atau memutar jalur lain dengan waktu tempuh jauh lebih lama.
“Ini merupakan akses dari Kampung Baru ke Kampung Nelayan. Nah ini merupakan salah satu alternatif untuk wisata ke Mangrove. Selain itu di Kampung Nelayan, masyarakat untuk sementara tidak bisa mengangkut ikan menggunakan pick up tidak bisa melewati jalan ini, kalau pakai motor masih bisa dilalui. Masyarakat Kampung Nelayan harus mutar lagi dengan memakan waktu kurang lebih 60 menit,” jelas Ketua BPD Sungai Kupah, Adi, Senin (29/09/2025).
Kerusakan parah ini bermula pada Rabu (24/09/2025) lalu, ketika pintu klep di sekitar kawasan roboh. Sejak saat itu, tidak ada barau pembatas yang mampu menahan abrasi, sehingga jalan semakin tergerus dan rawan terputus.
Menurut Adi, upaya pengajuan perbaikan sudah disampaikan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) beberapa tahun sebelumnya, tetapi belum mendapat respons. Ia berharap tahun ini usulan tersebut bisa masuk prioritas, terutama pembangunan barau sebagai penahan abrasi. “Sebenarnya jalan ini sudah diajukan pada musrenbang kemarin 1-2 tahun yang lalu namun belum ada tanggapan. Mudah-mudahan musrenbang tahun ini bisa pengajuan barau. Karena kalau tidak dibarau dipastikan habis terputus akses jalan ini,” terangnya.
Untuk pintu klep yang rusak, Adi menyebutkan kecamatan sudah menyalurkan bantuan. Namun, pelaksanaannya masih menunggu realisasi. “Nah, untuk pintu klep yang rusak alhamdulillah sudah diberikan oleh kecamatan namun belum direalisasikan. Dan mudah-mudahan bulan 10 nanti sudah bisa dikerjakan pintu klep nya,” tambahnya.
Akibat kerusakan jalan ini, sedikitnya empat RT terdampak secara langsung. Meski belum ada korban, masyarakat mengaku khawatir jika jalan benar-benar putus, mobilitas akan semakin sulit. Adi menegaskan, perbaikan segera adalah kebutuhan mendesak. “Jadi yang terdampak ini kurang lebih ada 4 RT. Kami berharap agar terutama barau ini agar segera terealisasikan,” pungkasnya.
Situasi di Sungai Kupah ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian serius terhadap infrastruktur desa, terutama yang menjadi jalur utama aktivitas ekonomi masyarakat. Tanpa langkah cepat, risiko putusnya jalan bisa berdampak lebih besar pada kehidupan warga, termasuk sektor wisata dan distribusi hasil tangkapan ikan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan