Afat, Perwakilan Konghucu di SIPSS, Bagikan Cerita Ibadah dan Pendidikan di Akpol

JAWA TENGAH – Sebanyak 100 siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) mulai menjalani pendidikan di Batalyon SIPSS, Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, pada bulan Ramadan 2025. Meskipun mayoritas siswa beragama Islam, ada satu siswa yang beragama Konghucu, yaitu Afat (23), yang berasal dari Depok, Jawa Barat.

Afat adalah lulusan S1 Pendidikan Agama Konghucu dari Sekolah Tinggi Agama Konghucu Indonesia (STIKIN) Purwokerto, Jawa Tengah. Sebelum bergabung dengan SIPSS, Afat bekerja sebagai Guru Agama Konghucu di SMPN 1 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Ia adalah lulusan pertama dari angkatan pertama STIKIN Purwokerto, yang berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam waktu singkat, hanya enam semester.

“Percepatan studi diberikan karena adanya kebutuhan mendesak akan guru Agama Konghucu di beberapa daerah,” ujar Afat ketika ditemui di Batalyon SIPSS, Jumat (07/03/2024).

Meski sebagian besar rekan-rekan Afat menjalankan ibadah Salat Tarawih di Musala Batalyon SIPSS, Afat tetap menjalankan ibadahnya sesuai keyakinan. Ia tetap mengabdi di dunia pendidikan agama Konghucu, menjadi penyuluh agama non-PNS di Kabupaten Natuna, dan rutin menulis di kanal website Pusat Bimbingan Pendidikan Konghucu Kementerian Agama RI.

Setelah mengetahui adanya pembukaan SIPSS, Afat mendaftar dan mengikuti rangkaian seleksi yang dilaksanakan di tingkat daerah dan pusat pada November 2024. Ia pun berhasil diterima sebagai peserta SIPSS Gelombang I Tahun 2025.

Afat yang lahir dalam keluarga penganut Konghucu sejak kecil sudah aktif di Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) di Depok, dan beribadah di tempat-tempat ibadah seperti Kong Miao dan Kelenteng.

“Sejak kecil saya rutin mengikuti sekolah minggu dan beribadah di tempat ibadah agama Konghucu,” katanya.

Selama pendidikan di SIPSS, Afat mengaku tidak menghadapi kesulitan dalam menjalankan ibadah. Meskipun tidak memerlukan tempat khusus, ia tetap bisa berdoa dan merenung.

“Saya tetap bisa membawa kitab suci saya, Kitab Sishu, yang menjadi pedoman hidup saya,” ujarnya.

Motivasi Afat bergabung dengan Polri adalah untuk memperluas pengabdiannya kepada masyarakat, tidak hanya di komunitas Konghucu. Ia juga terinspirasi oleh rekannya, Michael Josua, seorang polisi beragama Konghucu yang kini bertugas di kepolisian.

“Polri mengajarkan pluralitas dan semangat pengabdian kepada masyarakat yang sejalan dengan ajaran Konghucu,” katanya.

Keberadaan Afat di SIPSS menjadi contoh nyata keberagaman di dalam lingkungan kepolisian, yang semakin menegaskan bahwa Polri mendukung pluralisme dalam setiap langkah pengabdiannya kepada masyarakat. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X