Afghanistan Kecewa atas Kebijakan Larangan Masuk AS Trump

KABUL – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kebijakan larangan masuk bagi warga dari 12 negara, termasuk Afghanistan. Kebijakan ini memicu reaksi kekecewaan dan ketidakpastian di kalangan warga Afghanistan, terutama mereka yang sebelumnya telah bekerja sama dengan pasukan AS selama konflik di negara mereka.

Salah satu warga Afghanistan yang sempat bekerja dengan pasukan AS berusaha membawa anggota keluarganya ke Negeri Paman Sam sejak Taliban berhasil kudeta pemerintah sah pada 2021. Namun, dia tak tahu pasti larangan bepergian tersebut berdampak ke adik laki-lakinya, yang tidak memenuhi syarat untuk SIV, atau tidak. “Saya bahkan tidak tahu apa arti larangan bepergian ini dan bagaimana ini akan berdampak ke orang-orang,” ujar dia.

Sebelumnya, Israel telah menyiapkan pasukan elite angkatan laut Shayetet 13 untuk membajak kapal layar Madleen yang ditumpangi 12 orang. “Saya serukan kepada semua teman, keluarga, dan kamerad untuk menekan pemerintah Swedia untuk melepaskan saya dan yang lainnya segera,” kata Greta.

Namun, banyak orang yang membantu AS dan dianggap belum memenuhi syarat perolehan SIV. Beberapa tak memenuhi syarat satu tahun atau secara teknis bekerja atas nama pemerintah AS.

“Masalah dengan pengecualian itu semacam orang yang tak bisa dipertanggungjawabkan, karena secara terpisah, di bawah naungan yang berbeda, pemerintah membubarkan Kantor Koordinator Upaya Relokasi Afghanistan,” kata pejabat itu, dikutip CNN, Minggu (8/6/2025). Dia lalu berujar, “Mereka akan menutup kantor itu paling lambat tanggal 1 Juli.”

Kemlu AS telah memberitahu Kongres dalam bahwa Kantor Koordinator Upaya Relokasi Afghanistan “akan dihilangkan dan fungsinya akan dialihkan ke Kantor Urusan Afghanistan.” Pejabat AS lain mengatakan pemerintah juga akan mengakhiri program yang membantu penerima dan pelamar SIV Afghanistan pergi ke negara ketiga atau Enduring Welcome.

Pendiri layanan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan Lamia Afghan Foundation John Bradley juga punya pandangan serupa soal pengecualian SIV. “Kedengarannya bagus, tetapi kita juga perlu infrastruktur pendukung untuk membantu mereka tiba dan memulai hidup di Amerika Serikat,” kata Bradley. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X