Kesulitan air bersih di Situbondo Warga membawa galon berisi air bersih seusai mengambil air di sumber mata air di Desa Gunung Putri, Suboh, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025). Sebagian warga tetap mengambil air di sumber mata air meski BPBD Situbondo sudah mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan dan kekurangan air di empat kecamatan. ANTARA FOTO/Seno/agr

Air Bersih Jadi Rebutan Warga Situbondo

SITUBONDO – Kekeringan yang melanda wilayah Situbondo, Jawa Timur, semakin terasa dampaknya bagi masyarakat di sejumlah kecamatan. Di Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh, misalnya, warga masih harus berjalan ke sumber mata air untuk mendapatkan air bersih, Kamis (25/09/2025). Mereka membawa galon maupun jeriken untuk menampung kebutuhan harian, meskipun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo telah menyalurkan distribusi air ke wilayah terdampak.

Menurut keterangan warga, langkah mengambil air langsung dari sumber mata air dianggap lebih praktis karena dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa menunggu giliran distribusi tangki air. “Kami tetap mengambil air di sini karena pasokan dari mobil tangki terbatas. Kalau ke mata air, kami bisa dapat lebih banyak untuk kebutuhan keluarga,” ungkap salah seorang warga Desa Gunung Putri.

BPBD Situbondo mencatat, kekeringan tahun ini telah memengaruhi kehidupan warga di sedikitnya empat kecamatan. Penyaluran air bersih dilakukan secara berkala, namun kebutuhan masyarakat yang tinggi membuat sebagian warga mencari alternatif sendiri. “Distribusi air bersih tetap berjalan, tetapi masyarakat juga masih memanfaatkan sumber mata air setempat,” kata petugas BPBD.

Kondisi ini memperlihatkan betapa pentingnya ketersediaan sarana air bersih yang berkelanjutan, khususnya di daerah rawan kekeringan seperti Situbondo. Pemerintah daerah menyatakan akan terus berkoordinasi dengan desa terdampak untuk memastikan pasokan air bisa mencukupi, termasuk dengan menambah jadwal distribusi bila diperlukan.

Kekeringan tidak hanya mengganggu kebutuhan rumah tangga, tetapi juga berdampak pada sektor pertanian. Lahan sawah di beberapa titik dilaporkan mulai mengering, sementara petani kesulitan mengairi tanaman. Situasi tersebut semakin menegaskan perlunya strategi jangka panjang, baik melalui pembangunan jaringan air bersih maupun pemanfaatan teknologi penyimpanan air.

Bagi warga, setiap tetes air kini sangat berharga. Mereka berharap adanya solusi permanen agar tidak terus bergantung pada distribusi darurat atau sumber mata air yang kian terbatas. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com