SENDAWAR – Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kutai Barat (Kubar) kembali menggelar ajang 9 Ball Tournament khusus pelajar di 99 Billiard, Minggu (05/10/2025). Meski terlihat sebagai upaya pembinaan atlet muda, ajang ini juga menimbulkan pertanyaan soal keberlanjutan dan konsistensi program olahraga di tingkat daerah.
Ketua POBSI Kutai Barat, Vinsent Candela, menyatakan bahwa turnamen ini merupakan terobosan awal untuk pembinaan olahraga biliar di kalangan pelajar. “Untuk turnamen ini, merupakan pertama kalinya kami adakan. Pendaftarannya kami buat gratis agar bisa diikuti siapa saja yang berminat,” ujarnya.
Namun, kritikus menilai bahwa satu kali turnamen gratis belum cukup untuk membentuk pipeline atlet yang berkelanjutan. Turnamen semacam ini dapat menjadi ajang sementara yang menarik perhatian, tetapi tanpa program pembinaan jangka panjang, potensi atlet muda bisa terbuang.
POBSI menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga ajang pencarian bibit-bibit muda yang kelak bisa dikembangkan menjadi atlet profesional. “Kami ingin mencari atlet muda yang bisa kami latih agar siap berkompetisi di tingkat provinsi,” tambah Vinsent.
Meski begitu, pengamat olahraga menilai masih ada kesenjangan antara niat mulia POBSI dan implementasi nyata. Infrastruktur biliar di Kubar terbatas, serta latihan terjadwal bagi pelajar masih minim, sehingga keberhasilan jangka panjang sulit dipastikan hanya melalui turnamen sesekali.
Dalam ajang ini, antusiasme peserta cukup tinggi. Dalam dua hari, total pendaftar mencapai 64 orang dari SMP, SMA, dan SMK berbagai wilayah Kubar. Suasana kompetisi berlangsung hangat dan penuh semangat, menunjukkan tingginya minat generasi muda terhadap olahraga biliar.
Peserta seperti Bela Cantika (16) dari SMK Sendawar mengaku pengalaman bertanding menjadi pelajaran berharga. “Awalnya deg-degan, tapi pas sudah di meja pertandingan rasanya biasa aja. Lawannya banyak dari sekolah lain, jadi agak tegang, tapi seru,” ungkapnya.
Aldifa (16) dari SMKN 1 Sendawar menambahkan, “Saya sangat antusias karena turnamen ini gratis dan diadakan di Kubar. Ini kesempatan bagus untuk berkembang. Saya ingin benar-benar jadi atlet biliar.”
Pertandingan final berlangsung dramatis, antara Micola Amanda (12) dari SMPN 1 Sendawar dan Fregi Dinata (17) dari SMAN 1 Muara Lawa. Micola sempat memimpin 3-0, namun Fregi berhasil membalikkan keadaan menjadi 3-4 dan keluar sebagai juara. Meski kalah, Micola tetap tampil mengesankan.
Kolaborasi POBSI Kubar dengan 99 Billiard diharapkan memperkenalkan olahraga biliar ke pelajar sekaligus memperkuat regenerasi atlet lokal. “Dari sini kami bisa lihat semangat anak-anak. Ini awal yang bagus untuk masa depan biliar Kubar,” tutup Vinsent.
Tetapi, pengamat menekankan, semangat peserta perlu ditopang dengan program latihan berkelanjutan, pelatih berkompeten, dan dukungan fasilitas yang memadai agar biliar Kubar tidak hanya menjadi ajang hiburan sesaat, melainkan benar-benar menyiapkan atlet profesional yang kompetitif. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan