Akhir Sunyi Penjual Sapu Tua di Kota Kaya Sungai

BANJARMASIN — Nasib tragis menimpa Syamsuddin, pria lanjut usia berusia 80 tahun yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan berjualan sapu keliling. Ia ditemukan meninggal dunia di aliran anak sungai Teluk Dalam, tepat di seberang SMKN 5 Banjarmasin, pada Kamis (06/11/2025) siang.

Penemuan jasad Syamsuddin bermula dari kepedulian sekelompok anak-anak yang tengah bermain di sekitar sungai. Mereka melihat sosok tubuh manusia mengambang tertelungkup di antara tumpukan sampah, lalu segera memberi tahu seorang pedagang bensin eceran di seberang jalan.

“Tak ada yang tahu bagaimana ceritanya sampai tercebur ke sungai. Untung ada anak-anak yang menemukan,” ujar Ketua RT 2 Pelambuan, Prakarsa.

Warga Gang Purnawirawan, Jalan Sutoyo S, Pelambuan, Banjarmasin Barat, itu diketahui masih terlihat pagi harinya. “Katanya jasadnya masih baru. Soalnya pagi tadi hingga siang warga masih sempat melihat korban,” lanjut Prakarsa.

Selama 13 tahun terakhir, Syamsuddin hidup sederhana di rumah milik saudara kandungnya yang kini tinggal di Sampit. Untuk bertahan hidup, ia menjual sapu dari rumah ke rumah. “Korban sehari-hari bertahan hidup dengan menjual sapu keliling. Sementara rumah ini milik saudaranya yang sekarang berdomisili di Sampit, jauh dari kota dan susah sinyal,” ungkap Prakarsa.

Menurut warga, Syamsuddin dikenal ramah dan rajin beribadah. Ia kerap terlihat di musala meski tubuhnya sudah renta. “Sepengetahuan kami, almarhum tidak sedang sakit. Ya, mungkin terpeleset, dan tak ada yang melihat saat kejadian,” kata Prakarsa. “Tubuhnya juga sudah uzur, kalau jalan gemetaran,” imbuhnya.

Setelah jasad ditemukan, warga sempat bingung soal biaya pemakaman. Keluarga korban sulit dihubungi karena tinggal jauh dan tidak memiliki biaya untuk pulang. “Ditelepon tidak dapat tersambung, coba dikirimi pesan, alhamdulillah dijawab,” ujar Prakarsa.
“Keluarga di sana bilang makamkan saja dengan pertolongan sosial. Katanya tidak bisa pulang ke Banjarmasin karena tak memiliki uang. Jadi kata keluarga, terserah kepada kami,” tambahnya.

Akhirnya, warga RT 2 Pelambuan sepakat bergotong royong mengurus pemakaman Syamsuddin. “Karena semua mengenal almarhum, ia juga bagian dari jemaah musala. Jadi kami bantu seikhlasnya,” ujar Prakarsa.

Sebelum dimakamkan, jasad Syamsuddin dibawa ke kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin untuk dilakukan visum.
Kapolsek Banjarmasin Barat, Kompol M Noor Chaidir melalui Kanit Reskrim Iptu Indra Permadi, mengatakan hasil pemeriksaan medis masih dalam proses. “Hasil visum masih belum, masih berproses dan diperiksa,” ujarnya.

Kematian Syamsuddin meninggalkan pesan sunyi di tengah hiruk-pikuk kota: masih banyak warga lanjut usia yang hidup sebatang kara, bertahan dari dagangan kecil, dan berakhir tanpa keluarga di sisi mereka. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com