SAMARINDA – PENJABAT (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengatakan dalam pembangunan di Kaltim harus ada program yang luar biasa karena telah menjadi bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN) dan akan menjadi sebuah kerugian jika budaya kerjanya biasa saja.
Hal itu disampaikan Akmal-sapaannya kepada awak media usai membuka bedah buku Akmal Malik Bukan Birokrat Biasa dan pameran foto rekam jejak satu Tahun Penjabat (Pj) Gubernur memimpin Kaltim di Big Mall, Jalan Untung Suropati No.08, Samarinda, Sabtu (28/12/2024).
“Menurut saya kita sekarang sudah bergerak menjadi provinsi yang luar biasa, karena IKN ada di sini. Kalau Kaltim masih melakukan pendekatan-pendekatan biasa-biasa saja menurut saya akan rugi,” ujar pria kelahiran Pulau Punjung pada 16 Maret 1970 ini.
Dia mengungkapkan, pihaknya pernah tidak menyetujui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) asrama haji di Balikpapan untuk membangun gedung fasilitas penunjang dan malah menyarankan untuk membuat rumah hidroponik, dan menurutnya itu adalah salah satu contoh pendekatan yang luar bisa.
“UPTD Asrama Haji dulu agak marah kepada saya, karena saya larang membangun banyak gedung dan dipaksa untuk membuat green house akhirnya menjadi salah satu UPTD Asrama Haji terbaik di Indonesia,” kata Akmal.
Menurut akmal, untuk meningkatkan rasa kebanggaan tentang keberadaan IKN, diperlukan tindakan yang tidak biasa dan pasti ada hal-hal yang tidak menyenangkan, karena itulah proses yang harus dilakukan bersama. Selama menjabat sebagai Pj Gubernur Kaltim, dia menyampaikan permohonan maaf.
“Saya mohon maaf bila sedikit agak memaksa yang tidak biasa-biasa saja, sekali lagi sebagai manusia biasa kami meminta maaf, tetapi kami meyakini yang dilakukan itu adalah Saya ingin Kaltim bertumbuh menjadi daerah provinsi yang luar biasa karena kita sekarang sudah menjadi orang Ibu kota,” tutur Akmal.
Dalam kesempatan itu Akmal berharap, bahwa upaya dan transformasi yang telah dirintisnya dapat bermanfaat serta diteruskan oleh generasi berikutnya, untuk menciptakan Kaltim yang lebih maju dan berdaya saing dengan adanya IKN.
“Mudah-mudahan setahun Saya di sini bisa sedikit memberikan kontribusi untuk menginspirasi Kaltim,” tutup Doktor Ilmu Administrasi dari Universitas Brawijaya ini. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Nistia Endah Juniar Prawita