Akses Air Bersih Masih Sulit, Wilmar Salurkan Bantuan Filtrasi

KOTAWARINGIN TIMUR — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut baik bantuan program filtrasi air bersih yang diberikan PT Wilmar, sebagai upaya meningkatkan akses air layak konsumsi bagi masyarakat dan pelajar secara berkelanjutan.

Program ini diprioritaskan untuk membantu warga di Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, yang selama ini menghadapi keterbatasan akses air bersih akibat kondisi tanah gambut dan kandungan besi tinggi sehingga air keruh, berwarna kecoklatan, berbau asam, dan tidak layak digunakan sehari-hari.

Selama ini masyarakat mengandalkan tawas untuk menjernihkan air atau menampung air hujan untuk kebutuhan mandi dan minum. Namun upaya tersebut tidak cukup efektif dan membutuhkan biaya rutin setiap bulan.

Salah satu penerima manfaat, Ahmad Muzakir, Kepala Sekolah SDN Pantap I Desa Pantap, Kecamatan Mentaya Hulu, mengatakan bahwa kehadiran sistem filtrasi air bersih sangat membantu pihak sekolah.

“Manfaat filtrasi air di sekolah akan sangat banyak karena siswa dapat mengakses air bersih. Ini akan sangat mendukung aktivitas kami,” ujar Muzakir saat kegiatan Program CSR Pelatihan Teknik Filtrasi Air Bersih bagi Sekolah dan Masyarakat, Kamis (27/11/2025).

Dalam kegiatan tersebut, PT Wilmar menyerahkan 15 unit alat filtrasi air untuk sekolah dan masyarakat sekitar.

Muzakir menyebutkan, selama ini warga harus mengeluarkan sekitar Rp150 ribu per bulan untuk membeli tawas dan membutuhkan waktu hingga enam jam untuk proses penjernihan, namun hasilnya tetap berbau. “Dengan filtrasi, penjernihan air lebih efisien,” tambahnya.

Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kotim, Noorliyana, menyampaikan bahwa akses air bersih dan sanitasi yang layak di wilayah Kotim masih terbatas karena kondisi tanah beragam seperti lahan gambut, dataran tinggi, dan wilayah pesisir.

“Tanah di Kalimantan Tengah termasuk Kotim seperti lahan gambut, dataran tinggi dan laut sehingga sulit mendapatkan air layak pakai,” jelasnya.

Menurutnya, masyarakat rentan mengalami penyakit kulit dan diare akibat air yang tidak higienis, dan hal tersebut turut berpengaruh terhadap penanganan stunting.

“Karena air tidak bersih, nutrisi akan sulit diserap maksimal sehingga menimbulkan stunting. Dengan air layak pakai, dampaknya akan sangat besar bagi kesehatan anak,” tegas Noorliyana.

Pihaknya berharap program filtrasi air bersih ini dapat diperluas ke lebih banyak daerah yang membutuhkan.

CSR Manager PT Wilmar Central Kalimantan Project, Widiyanto, menegaskan bahwa kesehatan masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan menjadi salah satu fokus utama program CSR. “Air adalah salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Dengan air yang layak pakai dapat mendukung aktivitas masyarakat,” ujarnya.

Program ini diharapkan memberi manfaat jangka panjang, baik dari sisi kesehatan maupun sosial. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com